Sinopsis Sinetron Ranum Bagian III Episode 11 - 15 diawali dengan teguran Halimah terhadap Samira agar jangan bertindak keterlaluan. Sementara itu Samira berkilah bahwa ia hanya membela yg benar dan yg benar itu Paris. Samira bilang “saya ini hampir celaka di rumah saya sendiri!” Halimah memutuskan untuk ikut bersama Maliq. Ranum dan Maliq berusaha melarangnya namun Halimah tetap memaksa. Halimah sudah tidak betah lagi tinggal di rumah itu. Maliq akhirnya setuju. Ranum dan Maliq berpamitan kepada Samira. Ranum minta maaf kalau udah ga sengaja bikin Samirah marah. Mila menuduh kalau itu seudah direkayasa. Maliq menegur Mila. Samira tetap diam, menahan air matanya. Akhirnya Samira pun menangis.
Samira sedih Maliq benar-benar pergi. Mila bilang lama-lama semua orang akan tau kalau Ranum itu berhati busuk. Mila menenangkan Samira. Paris tersenyum senang “saat kebenaran terungkap, semuanya sudah terlambat Mila.”
Sinopsis Sinetron Ranum Episode 11
Halimah menegur Samira “jangan keterlaluan”. Samira bilang dia hanya membela yg benar dan yg benar itu Paris. Samira bilang “saya ini hampir celaka di rumah saya sendiri!” Halimah memutuskan untuk ikut bersama Maliq. Ranum dan Maliq berusaha melarangnya namun Halimah tetap memaksa. Halimah sudah tidak betah lagi tinggal di rumah itu. Maliq akhirnya setuju. Ranum dan Maliq berpamitan kepada Samira. Ranum minta maaf kalau udah ga sengaja bikin Samirah marah. Mila menuduh kalau itu seudah direkayasa. Maliq menegur Mila. Samira tetap diam, menahan air matanya. Akhirnya Samira pun menangis.
Samira sedih Maliq benar-benar pergi. Mila bilang lama-lama semua orang akan tau kalau Ranum itu berhati busuk. Mila menenangkan Samira. Paris tersenyum senang “saat kebenaran terungkap, semuanya sudah terlambat Mila.”
Mila pergi ke ultah temannya bersama Ruben. Ruben menawarkan muniman keras namun Mila menolaknya.
Paris menelpon Jody bahwa rencana mereka berhasil. Jody gak sabar lagi untuk mengusir mereka semua dari rumah itu. Ia ingin membalas dendam pada Attar. Paris memintanya untuk sabar. Josy mempercayakan semuanya pada Paris.
Ranum menerawang semua tuduhan-tuduhan yg jatuh padanya. Maliq menegurnya. Ranum merasa semua ini adalah kesalahannya. Namun Maliq bilang jangan menyalahkan dirinya sendiri. Maliq dan Halimah beranggapan bahwa Paris biang keladinya. Ranum jadi mengkhawatirkan Samira. Maliq berjanji untuk menyelidiki semua ini. Maliq akan menghubungi Attar namun Ranum melarangnya. Attar masih sakit hati akan kepergian Fahrani, Ranum tidak ingin Attar makin sakit hati. “mending kita cari dulu bukti yang kuat” kata Ranum.
Attar sedih Maliq dan Halimah pergi dari rumah. Paris berusaha mencari muka di depan Attar, dia bilang lebih baik kita mendoakan mereka. Samira memuji Paris. Paris mengambilkan minum untuk Samira dan mencari muka di depannya. Attar termenung.
Di kantor, Attar bilang pada Maliq kalo Ranum bisa membuat Maliq jadi seperti ini. Maliq mengalihkan pembicaraan. Attar memojokkan Maliq. Maliq emosi. “Ranum itu ga seperti istri mas yg pinter bersandiwara!” Attar dan Maliq bertengkar. Paris datang dan bertanya ada apa ini. Maliq bilang kamu ga usah pura2 ya Paris. Paris marah. “Kamu nuduh aku karna hasutannya Ranum kan!” Maliq sangat marah. Suasana memanas. Attar berusaha membela Paris tapi Maliq membentaknya “Lu diem,Mas! kalo lu ga tau apa-apa mending lu diem!!!”
Maliq meminta maaf pada Allah karna ia sudah terlalu emosi tadi. Mila cerita pada Samira kalau Maliq dan Attar tadi bertengkar di kantor. Samira menelpon Ranum dan menyalahkannya. “Gara-gara kamu Maliq dan Attar itu ribut di kantor!” Ranum berusaha membela dirinya. Namu samira tidak mau tau dan mengancam akan bertindak kasar pada Ranum.
Fadia heran apa benar ranum seperti yang diceritakan Samira. Samira bilang kalau nyawanya itu hampir aja melayang gara-gara si Ranum itu. Ranum berdoa pada Allah agar diberikan jalan keluar untuk masalah ini.
Bima bertamu ke rumah Samira dan mendapat telpon dari seseorang. Ia membesar-besarkan suaranya karna itu telpon dari seorang investor (palsu) yg akan menginvest uangnya 50 milyar. Paris menyuruh Bima untuk menerima tawaran itu. Bima bilang ia tidak berani karna uangnya terlalu banyak. Ia butuh bantuan. Paris dan Samira meminta Attar untuk membantu Bima. Attar setuju. Paris tersenyum senang karena jebakannya berhasil.
Maliq termenung sambil melihat fotonya dengan Samira. Ia tidak mengerti kenapa Samira tidak mau menerima Ranum. Maliq menangis. Ranum melihatnya dan menjadi sedih. Ranum meminta maaf, namun Maliq bilang kalau bukan Ranum yg salah, tapi Paris. Attar dan Samira terlalu percaya pada Paris. Maliq khawatir kalau suatu saat nanti akan terjadi sesuatu yg buruk dengan mereka. Halimah mendengar omongan Maliq dan ikut sedih.
Sinopsis Sinetron Ranum Episode 12
Maliq curiga dengan investor yg diperkenalkan oleh Bima dan Paris kepada Attar. “ini kan perusahaan keluarga dan pakai system invest tertutup.ada yg ga beres” Di rumah Maliq tidak selera makan, ia masih memikirkan investor itu, ia bingung kenapa Bima tidak menerima di perusahaannya sendiri saja.
Maliq menanyakan hal itu kepada Attar. Attar bilang bahwa ia sudah yakin untuk menerima tawaran itu. Maliq mengingatkan Attar untuk berhati-hati dengan Bramana itu dan Maliq menyarankan untuk menolak. Ia khawatir perusahaan ini akan bangkrut. Attar tidak terima, ia merasa Maliq menganggap istrinya dan Bima itu penipu. “lu ga tahu apa-apa dengan perusahaan ini,Liq. Lu ga punya hak” kata Attar. Paris datang. Dia ga terima di bilang penipu oleh Maliq. Attar hanya diam. Paris marah “kenapa kamu ga belain aku,Mas?!” ia kecewa pada Attar. Attar berusaha menenangkan Paris dan meminta Maliq untuk tidak ikut campur lagi dengan urusan bisnis di perusahaan ini. Attar menyuruh Maliq untuk keluar. Maliq masih berusaha meminta Attar untuk menolak kerja sama itu dan mengingatkannya. Attar marah dan mengusir Maliq.
Maliq menyelidiki tentang investor itu dan ia mendapat info dari temannya kalau investor itu sudah terkenal sebagai penipu. Maliq meminta Samira untuk bilang ke Attar supaya menolak kerja sama itu. Samira menolak dan mulai menyalahkan Ranum. Maliq menyerahkan data yang ia dapat kepada Samira dan pamit pulang.
Attar pulang dan mengajak keluarganya untuk buka puasa di luar rumah sebagai rasa syukur karena kerjasama denga Bramana berjalan lancer. Attar menyerahkan dokumen untuk ditanda tangani Samira. Samira menjelaskan kalau Maliq datang dan membawa bukti atas kepalsuan Bramana itu, jadi ia tidak mau menandatangani dokumen itu. Samira menyerahkan bukti yg di bawa Maliq pada Attar. Attar bingung. Paris mulai gelisah.
Miranda bertemu dengan sopir keluarga Maliq dan meminta tolong diantar pulang karena searah. Sopir menjelaskan bahwa ia bersama Halimah dan Halimah sudah tidak tinggal lagi di rumah Samira. Halimah datang dan menjelaskan pada Miranda kalau Ranum juga sudah bekerja lagi di kios baju bersama Adila. Miranda marah dan datang melabrak Samira. “saya ga terima Ranum diusir dari rumah ini!” Paris dan Mila keluar membela Samira. Samira mau mengancam memanggil polisi. Miranda tidak takut karena ia sudah menelpon wartawan agar semua orang tau perempuan macam apa Samira itu. Wartawan datang. Samira, Paris, dan Mila tercengang.
Halimah pulang ke rumah dan cerita pada Ranum kalau Miranda ke rumah Samira dan melabraknya. Ranum kaget.
Samira tidak takut dengan wartawan itu. Paris mengusir Miranda. Miranda marah. Samira melihat ada wartawan yg merekam kejadian itu. Mila merebut kamera si wartawan. Ranum datang dan langsung di tanya-tanyai olah wartawan. Ranum meminta Miranda untuk pulang. Miranda malah marah dan menampar Ranum. Kejadian itu di foto oleh wartawan. Miranda marah besar, “kamu itu jangan mau di injek-injek! Jangan jadi pecundang! Biarkan Samira malu!” Suasana bertambah panas. Miranda menampar Samira, namun Mila mencegahnya. Adu mulut antara Samira dan Miranda bertambah panas. Ranum meminta Miranda untuk pulang. Ia menangis. “Ranum tau Ibu sayang sama Ranum, Ranum terimakasih Ibu sudah membela Ranum, tapi ga kayak gini..Ranum malu,Bu” Miranda marah “Ibu tidak akan lagi membela kamu kalau kamu mau hidup susah terus-terusan!” Miranda pergi.
Paris menelpon Attar dan memberi tau apa yg terjadi. Attar marah pada Maliq. Maliq kaget.
Maliq pulang dan bertanya pada Halimah di mana Ranum. Halimah menjelaskan pada Maliq kalau yg memanggil wartawan itu Miranda. Ranum datang dan minta maaf. Namun Maliq bilang kalau dia ga salah. Maliq meminta Ranum untuk menjaga sikap Miranda.
Bima berusaha meyakinkan Samira untuk menyetujui kerja sama dengan Bramana. Attar setuju. Namun Samira tetap menolak. Samira tidak bisa menjawab sekarang. Attar kecewa. Akhirnya Samira setuju menerima kerjasama itu. Attar memberi tau Paris. Paris dan Bima tampak sangat senang karena jebakannya berhasil. Maliq kaget begitu tau bahwa kerjasama dengan Bramana sudah berlangsung. Ternyata hal itu sengaja dirahasiakan dari Maliq agar Maliq tidak merusaknya.
Maliq cerita pada Ranum tentang masalah yg ada di kantornya. Ranum berusaha menghibur Maliq dan mengajaknya jalan-jalan. Saat Ranum dan Maliq sedang makan, mereka melihat Jody membeli 2 ice cream. Maliq curiga kenapa Jody datang dengan mobilnya Paris. “kayaknya ada yg ga beres” Ranum dan Maliq menyelidiki hal itu dan melihat Paris sedang menyuapi Jody di dalam mobil. Ranum dan Maliq sangat kaget.
Sinopsis Sinetron Ranum Episode 13
Samira terbelalak saat melihat jejeran wartawan di depan rumahnya. Mereka sigap dalam mobil broadcasting mereka masing-masing. Miranda berdiri di depan mereka. Paris dan Mila ada bersama dengan Samira. Samira melotot ke Miranda dan melabraknya, “Kamu pikir kamu bisa nakut-nakutin aku dengan bawa semua wartawan itu hah?”
Aku engga punya salah sama siapapun. Semua ini bohong. Kamu pikir aku engga bisa ngomong sama wartawan itu? Lancang benar kamu masuk ke rumah ini tanpa seizin dariku. Pergi dari sini”.
Tayang : Sabtu, 6 Agustus 2011, pukul 20.00 WIB
Sementara itu para wartawan turun dari mobil mereka. Mereka memegang mic, kamera, dll. Tidak lama kemudian kita lihat bajaj berhenti di depan rumah itu. Ranum turun dari bajaj dan cepat-cepat masuk ke dalam rumah. Miranda dan Samira lagi ngotot-ngototan waktu Ranum datang dan menengahi mereka. Ranum menyuruh Miranda berhenti. Miranda kesal sama Ranum dan dia bilang ngapain sih kamu pake ikutan ke sini segala? Ranum bilang Nenek Halimah kasih tahu aku kalo ibu pergi ke sini. Ranum bertanya kenapa Miranda memanggil wartawan seperti ini.
Miranda bilang kejahatan si nenek sihir sama kamu dan Maliq lebih baik dibeberin ke media. Miranda bertanya pada Samira, sebenernya Maliq itu anak tiri atau kandung sih, kamu tega banget ngusir Maliq dan Ranum. Mendengar ini, emosi Samira makin terpancing, dia kembali melabrak Miranda. Miranda juga engga mau kalah. Ranum berusaha menghentikan mereka. Drama makin panas antara Miranda dan Samira. Paris dan Mila membela Samira. Cekcok terus berlanjut hingga klimaksnya Ranum terpaksa menarik tangan ibunya dan menyeretnya ke luar. Miranda emosi banget jadinya dan menampar Ranum. Ranum melipat kedua tangannya di depan Miranda dan memohon, kalo memang ibu mementingkan kebaikanku, tolonglah, ayo kita pergi dari sini. Engga usah bikin ulah kayak gini lagi. Miranda malah memaki-maki Ranum, kamu itu sok kalem sih, makanya orang-orang itu ngusir kamu dari rumah. Bikin kamu harus tinggal di rumah kecil. Kalo sekarang aja mereka bisa gitu, besok-besok kamu bisa dibikin jadi gelandangan, kali. Ranum bilang ya apapun yang sudah ditakdirkan untukku, bu, pasti akan begitu yang terjadi. Ranum kembali memohon Miranda untuk meninggalkan rumah itu. Miranda bilang ya udah, kalo kamu sama Maliq mau terus-terusan hidup kayak gini, ngapain juga aku repot-repot. Setelah mengatakan ini Miranda pergi dengan tampang masih kelihatan kesal. Ranum minta maaf pada para wartawan dan meminta mereka untuk meninggalkan rumah.
Ranum minta maaf pada Paris, Samira, dan Mila. Tapi balasannya, Samira malah memaki Ranum, menyuruhnya untuk tidak lagi berulah yang aneh-aneh. Mila bertanya pada Ranum, kamu tuh maunya selalu cari gara-gara sama orang rumah ini ya, pake bikin macem-macem segala. Emang kamu engga ada kerjaan lain apa selain gangguin hidup orang? Mila bilang udah mana pake malu-maluin aku di depan temen-temenku, lagi. Samira bilang, kemaren kamu udah bikin malu Mila, sekarang bawa-bawa ibu kamu ke sini cuma buat ngancem-ngancem. Pergi dari sini! Samira merampas tangan Ranum dengan kasar dan menyeretnya keluar rumah. Samira bilang bahwa dia tak takut hanya dengan dua orang murahan seperti Ranum dan ibunya. Samira mendorong Ranum sambil meneriakinya untuk pergi dari sana. Ranum syok melihat perangai keluarga suaminya itu. Mila dan Paris juga ikut mendorong dan mengusirnya…
Paris cerita pada Attar tentang kejadian tadi melalui telepon. Attar masih di kantor. Dia syok saat mendengarnya. Dia sudah habis kesabaran. Dia pergi ke ruangan Maliq dan mengatakan semua ulah Ranum dan ibunya di rumah mereka memanggil wartawan segala. Maliq juga syok saat mendengarnya. Dia jadi sangat kesal.
Maliq, Halimah dan Ranum membicarakan masalah itu. Maliq meminta Ranum untuk mengontrol ibunya. Ranum sedih dan bilang kalo dia udah berusaha sebisanya untuk bikin Miranda ngerti. “Aku udah bilang ke dia kalo ini yang terbaik buat aku dan kamu, dan mudah-mudahan ibuku engga bikin ulah lagi”. Maliq pun berharap yang sama.
Oki bertamu ke rumah Maliq dan ketemu dengan Ranum, Maliq dan Halimah. Oki sudah cerita soal masalah cintanya ke Maliq dan Ranum. Oki kelihatan sedih banget, cerita soal cewek incerannya Mona… Maliq malah ngetawain masalah Oki dengan ceweknya. Maliq malah ngeledekin dia. Ranum menegur Maliq. Dia bilang Oki lagi ada masalah, yang lumayan serius. Maliq malah makin geli. Ranum menenangkan Oki, dia bilang dia akan ngomong sama Mona. Ranum tanya-tanya soal Mona, dimana dia kerja? Apa kerjaannya? Oki bilang Mona kerja di kantor majalah.
Mona keluar dari kantornya dan ketemu dengan Ranum. Oki juga ikut bersama Ranum. Ranum berhasil bikin Mona yakin dan menyelesaikan masalah salah paham antara Oki dan Mona. Oki dan Mona baikan. Ranum pergi. Mona dan Oki ada di sebuah kedai kopi. Mona menyuruh Oki bersumpah untuk engga jelalatan lagi ke cewek lain. Kalo sampe Mona lihat Oki berduaan sama cewek lain, Mona bisa ngamuk. Oki bilang jangankan sumpah, sit-up sambil megangin kuping dia juga mau. Oki langsung meragain di depan orang-orang di kedai kopi. Mona menyuruhnya berhenti.
Sesuai dengan rencana Jody, Bima dan Paris, Bima datang ke rumah Paris. Bima bilang pada Samira, ya kalo bisnis udah sebesar itu, kasus-kasus yang dialami Mr. Kilmer memang wajar aja terjadi. Attar juga sepakat dengan Bima. Tapi Samira komentar, di luar bukti-bukti yang Maliq kasih, saya rasa konyol ya kalo kita tetep lanjutin kerja sama ini. Mila juga setuju sama ibunya, tapi Bima bilang mereka toh engga kasih uang ke Mr. Kilmer, malah, mereka akan dikasih uang sama Mr. Kilmer. Lagipula Mr. Kilmer juga cuma ngambil untung sedikit, jadi, mereka engga akan merugi, malah akan untung besar. Ini jelas kesempatan emas. Sayanglah untuk dilewatkan. Paris nambahin, kesempatan emas kan engga dateng dua kali. Samira masih kelihatan ragu, tapi akhirnya mereka berhasil meyakinkan Samira, mereka akan bicara pada Mr. Kilmer dulu, baru setelah yakin mereka bisa lanjutin kerjasama ini.
Samira, Attar dan Paris datang ke rumah sewaan Mr. Kilmer yang mewah. Bima juga ikut sama mereka. Rumah Mr. Kilmer kelihatan lebih besar dan keren ketimbang rumah Samira, dan ini bikin Samira dan Attar sangat terkesan. Mr. Kilmer menyambut mereka. Bima bertanya pada Mr. Kilmer soal kasus-kasus yang ada hubungannya dengan bisnisnya. Mr. Kilmer kaget dari mana mereka tahu soal kasus-kasus itu. Attar bilang, kita kan akan kerja sama di bisnis yang besar, pastinya kami harus tahu background partner kami, supaya transaksi kita nantinya juga transparan. Mr. Kilmer setuju, karena dia juga pernah ditipu beberapa kali, jadi dia engga mau ambil resiko. Dia bilang dia udah percaya sama Bima, yang juga punya kepercayaannya yang sama pada Attar. Karena perusahaan mereka punya kepercayaan besar di mata pasar mereka, Mr. Kilmer mau investasi untuk untung yang tidak banyak. Mereka engga usah terlalu pusing, karena dia yang akan berinvestasi. Tidak lama kemudian Mr. Kilmer ditelepon seseorang. Di telepon, dia bilang dia engga bisa investasiin uangnya ke bisnis lain karena dia udah investasi banyak di bisnis lain hari itu. Mr. Kilmer bilang dia akan bicarain lagi setelah 3-4 bulan, karena dia nunggu hasil investasinya di bisnis yang lain juga. Samira, Attar, Paris dan lain lain nguping. Mr. Kilmer bilang sama mereka, kalo mereka khawatir soal reputasi mereka, Mr. Kilmer hanya ingin kerja sama dengan orang-orang jujur. Kalo mereka engga mau lanjutin, engga masalah. Setidaknya, mereka bisa makan siang bersama sebagai tamunya.
Attar dan Samira lihat-lihatan waktu Mr. Kilmer menyuruh pembantunya untuk menyiapkan makan siang. Mr. Kilmer pamit masuk ke dalam, dia bilang dia akan kembali sebentar lagi. Attar, Samira Paris dan Bima berdiskusi soal kerja sama itu. Paris bilang mereka harus manfaatin kesempatan ini. Paris bilang coba denger aja waktu dia ditelepon tadi. Bima juga setuju sama Paris, dan Attar jadi yakin. Samira bilang kalo mereka semua udah yakin ya lanjutin aja kerjasama ini. Dia juga engga keberatan. Akhirnya perjanjian antara mereka ditandatangani. Pengacara Mr. Kilmer dan Attar juga hadir. Kue-kue disajikan. Mereka merayakan kerjasama mereka. Samira bilang ini bulan yang membawa berkah, karena esok sudah Ramadhan.
Samira, Mila, Attar, Paris pergi ke mesjid dan beribadah. Waktu mereka keluar, mereka lihat Maliq dan Ranum baru datang. Samira kaget, Maliq mengucapkan salam, begitu juga dengan Ranum. Samira dan Mila membalas salam Maliq, tapi nyuekin Ranum dan melengos. Paris juga mengikuti mereka. Attar terpaksa juga ikut ibunya. Samira, Mila, Attar dan Paris duduk di mobil dan pergi dari sana. Maliq dan Ranum mengamati kepergian mereka. Maliq mengajak Ranum untuk masuk ke mesjid. Ranum kelihatan sedih. Keduanya beribadah. Ranum berdoa meminta Allah memberikan kekuatan padanya untuk menghadapi semua dengan besar hati. Dia meminta Allah melancarkan semua urusan.
Ranum datang ke kampus Mila dan menemuinya. Mila berusaha menghindar, tapi Ranum bersikeras. Dia cegat Mila dan bilang bahwa dia tak pernah berpikir jadi musuh, justru sebaliknya. Biarpun dia diusir, dia masih peduli pada keluarganya. Makanya, dia datang ke sini, untuk ingetin Mila supaya jauh-jauh dari Ruben karena Ruben bukan cowo baik-baik dan engga bisa dipercaya. Mila menyuruh Ranum diam dan mengurus urusannya sendiri. Cewe kampungan kayak Ranum pikirannya sempit dan selalu cari-cari kesalahan. Cekcok pun terjadi. Semua usaha Ranum untuk bikin Mila ngerti, sia-sia. Mila malah mengusirnya dan melarang Ranum untuk memanggilnya adik ipar karena dia sendiri tak pernah menganggap Ranum bagian dari keluarganya. Mila melengos, jalan menuju gedung kampusnya. Ranum pasrah meratapinya. Dia tampak sakit hati. Rupanya Daniel mendengar semuanya.
Jody dan Paris ada di rumah Bima. Bima juga ada di sana. Mereka merayakan keberhasilan mereka membuat keluarga Attar menandatangani perjanjian kerja sama itu. mereka seneng banget. Bima bilang hari itu sebentar lagi akan datang, hari di mana kita akan berhasil mencapai target kita. Jody bilang aku akan jadi orang paling bahagia di hari itu, karena kekayaan Attar semua akan jadi milikku. Paris bilang, eits, bukan milik kamu seorang, tapi milik kita bertiga. Ketiganya tertawa dan tos.
Ranum, Halimah dan Maliq ada di rumah mereka. Halimah dan Ranum baru tahu kalau perjanjian kerja sama antara Attar, Samira dan Mr. Kilmer sudah ditandatangani. Maliq kecewa banget. Halimah berusaha menghiburnya. Dia bilang biarpun Maliq dan istrinya diperlakukan dengan semena-mena, dan diusir dari rumah, mereka sudah melakukan tugas mereka untuk bikin keluarga itu mengerti, tapi ternyata keluarga di sana engga mau ngerti, jadi apa yang bisa mereka perbuat, selain pasrah? Halimah meminta Maliq untuk tidak terlalu cemas, serahkan semua pada Allah. Hanya Dia yang tahu apa yang terbaik buat kita semua.
Maliq berdua Ranum di kamar. Maliq masih kesal. Ranum menghiburnya, tapi Maliq belum bisa bersikap kayak biasanya. Ranum memaksanya untuk jalan-jalan. Maliq menolak, tapi Ranum memaksanya. Ranum mengajaknya keluar, dia bilang dia mau makan es krim. Sebelumnya, Maliq pernah ajak Ranum keluar untuk menghiburnya. Sekarang Ranum yang ajak Maliq keluar untuk menghiburnya.
Ranum dan Maliq membawa es krim dan duduk di meja pojok. Tak lama, Jody datang, naik mobil Paris. Mobil berhenti di dekat kedai es krim. Jody turun dan jalan ke kedai es krim untuk beli es krim. Maliq dan Ranum lagi sibuk makan, tapi tiba-tiba Maliq lihat Jody lagi beli es krim. Jody balik badan dan jalan ke pintu keluar kedai sambil bawa es krim. Maliq dan Ranum menoleh, melihat Jody jalan membawa dua es krim. Maliq tebak Fadia pasti ikut. Tapi Ranum kaget waktu dia lihat Jody jalan ke arah mobil Attar. Maliq juga kaget waktu lihat ini. Jody menyerahkan es krimnya ke Paris yang duduk dalam mobil. Paris mulai memakan es krimnya dan menerima es krim lainnya dari Jody, yang akhirnya duduk di samping Paris. Dari bahasa tubuh mereka, jelas banget kalo mereka memiliki hubungan lebih dari teman. Jody nyalain mobil dan pergi dari sana. Maliq dan Ranum kaget banget, karena yang mereka lihat bukan Fadia, tapi malah Paris yang merebahkan kepalanya di atas bahu Jody. Es krim terlepas dari genggaman tangan mereka.
Sinopsis Sinetron Ranum Episode 14
Ranum dan Maliq kesel banget setelah lihat Jody berduaan sama Paris. Mereka langsung paham, siapa yang selama ini memfitnah Ranum. Maliq marah banget sama Jody. Dia bilang sama Ranum, dulu Jody niat menikah dengan Kak Fadia juga karena pengen punya perusahaan. Attar nggak kasih, dan malah suruh dia kerja keras. Rupanya dia sakit hati. sekarang dia malah mengkhianati Fadia sekaligus ngancurin hidup Attar.
Tayang : Senin, 8 Agustus 2011, pukul 20.00 WIB
Maliq kesal banget saat ini. Dia engga akan tinggal diam dan akan menghabisi Jody, katanya. Ranum bilang ke Maliq, Ranum ngerti perasaan Maliq, tapi mereka harus tetap hati-hati dalam mengambil keputusan. Jangan emosi. Ranum menenangkannya dan mengajaknya pulang. Semalaman Maliq masih kesal. Dia sampe engga bisa tidur. Ranum kasih saran pada Maliq untuk ngomong baik-baik ke Jody, bilang kalo Jody punya hubungan gelap dengan Paris, semua keluarga bisa kecewa, bahkan hancur berantakan. Gimana dengan Fadia dan Attar? Maliq lalu nanya menurut Ranum, Jody mau ngerti kalo cuma diomongin baik-baik gitu? Engga usah ngerti deh, mungkin denger Maliq aja dia engga akan mau. Ranum bilang setidaknya Maliq coba dulu, mungkin nanti Jody mau denger Maliq, karena dia pasti akan takut dipermalukan di depan orang banyak.
Maliq menyesal kenapa mereka menyetujui pernikahan Attar dan Paris, dan nggak mendengarkan Ranum, yang saat itu sudah bisa menangkap niat buruk Paris. Besok paginya, Ranum berdoa meminta ketenangan dan kebahagiaan untuk keluarga mereka. Maliq kelihatan kesal saat nyetir mobil menuju kantornya. Ingatan akan Jody membawakan es krim buat Paris masih terus terngiang-ngiang. Dia ingat akan permintaan Ranum yang menyuruhnya bicara dengan Jody secara langsung. Maliq masuk ke sebuah kantor dan jalan langsung ke ruangan Jody. Di ruangan Jody, Maliq langsung mengkonfrontir Jody, bisa-bisanya kamu mesra-mesraan sama Paris kemaren malem?! Ingat? Di dalam mobil, depan kedai es krim. Jody kaget saat mendengarnya, tapi dia cepat-cepat menenangkan diri dan bilang kalau semua yang Maliq katakan engga benar. Engga mungkin Maliq lihat Jody dan Paris berduaan. Jody bilang, ngapain sih pake nuduh aku melakukan hal yang mustahil aku lakukan???
Maliq berusaha membuat Jody mengerti bahwa ini masalah yang sangat serius dan bisa menghancurkan hidup Fadia dan Attar, tidak hanya mereka, seluruh keluarga pun akan kena getahnya. Maliq bilang, nggak usah deh coba-coba mengelak, karena aku yakin sekali apa yang aku lihat. Dia baru tahu kalau Jody memang punya hubungan gelap dengan Paris. Maliq bilang, lebih baik Jody cepat putusin Paris, karena dia bisa habis kesabaran. Ini adalah yang pertama dan terakhir dia peringatkan Jody.
Jody naik pitam. Dia bilang Maliq sengaja menuduhnya yang engga-engga, karena toh memang Maliq dan istrinya sering berulah di rumah mereka. Mereka berdua adalah penyebab banyak kejadian di rumah, seperti cicak di dalam susu, minyak tumpah yang bikin Samira cidera. Semua itu ya ulahnya Ranum. Belum cukup puas kalian? Abis diusir dari rumah sekarang aku yang jadi tumbal kalian, sampe kalian nuduh aku melakukan hal yang engga-engga, iya? Percekcokan makin sengit sampai akhirnya Maliq bilang kalo Jody dan Paris masih tetap ketemuan, dia engga akan segan bilang ke Samira, Fadia dan kakaknya, Attar.
Saat itu Attar datang. Rupanya dia mendengar semuanya. Attar mengkonfrontir Maliq. Dia bilang dia tak pernah menyangka Maliq bisa bersikap kampungan dan bicara omong kosong seperti ini soal Paris. Apa Maliq sengaja ngadu domba keluarganya sendiri? Maliq berusaha meyakinkan Attar bahwa semua yang dia katakan benar adanya. Namun Attar engga mau percaya. Dia malah mengusir Maliq. Maliq bilang pada Attar bahwa Attar sudah kehilangan akal sehat saat ini. Dia tak bisa menilai mana yang benar mana yang salah. Tapi Maliq merasa dirinya masih waras sehingga tahu betul semua yang terjadi memang salah dan Paris lah yang menjadi otak di balik semua kejadian ini.
Attar yang sudah sangat emosi menuduh Maliq dan Ranum merusak tidak hanya suasana rumah tapi juga kantor. Sebaiknya Maliq pergi dan engga usah ngurusin urusan kerjaan atau perusahaan ini. Maliq cuma memandangnya, tanpa ba-bi-bu dia balik badan dan pergi dari sana. Attar kelihatan sangat kesal. Jody bilang mungkin Maliq kecewa karena mereka sudah lebih maju dan tanda tangan kerja sama besar tanpa melibatkan dirinya. Jadi, Maliq dan Ranum cari-cari cara untuk menjatuhkan mereka semua.
Attar sepakat dengan pernyataan Jody. Maliq duduk di ruangan kantornya. Dia kelihatan kesal banget. Dia berpikir keras. Tiba-tiba seperti ada yang memberitahunya, dia mulai browsing internet. Dia dapat info tentang pulpen mata-mata yang bisa nyala dengan sensor (rekaman mulai aktif kalau ada orang yang berbicara dan berhenti otomatis jika tak ada suara) dan suaranya sendiri overlap, spy pen ini bisa merekam omongan Paris. Aku bisa dapet bukti kuat. Maliq keluar kantor, naik mobil dan pergi untuk membeli spy pen.
Attar kelihatan sangat kesal di ruangannya. Dia teringat semua yang Maliq katakan, jadinya dia tak bisa konsentrasi ke kerjaannya. Tak lama, Paris masuk ke ruangannya dan minta maaf karena telat, dia ada kerjaan juga di kantornya sendiri. Paris melihat Attar seperti lagi banyak pikiran. Paris menggodanya, bilang mereka harus cuti sebentar untuk berduaan, kerjaan juga lagi engga banyak. Tapi Attar engga mood. Paris bingung. Dia tanya alasan Attar bersikap begini. Tapi Attar menghindar, engga memberikan jawaban yang pasti. Paris memaksanya. Attar terpaksa membeberkan semuanya. Paris naik pitam saat mendengarnya. Dia bilang dia engga akan tinggal diam, Ranum harus menanggung semua akibat perbuatannya itu.
Oki ditelepon ibunya, yang ingin kasih tahu kalau urusan pernikahan adik Oki, Laila sudah beres, jadi, Oki harus cepat pulang karena acaranya akhir pekan ini. Oki girang dan kasih tahu Mona soal pernikahan ini. Mona bilang dia juga ingin ikut nemenin Oki. Oki bilang ibunya agak kolot, Oki khawatir ibunya engga suka kalo Oki main bawa perempuan aja sebelum kasih tahu dia dulu. Oki bilang dia harus lapor dulu ke ibunya, baru dia akan bawa Mona buat dikenalin ke keluarganya. Mona setuju. Oki pulang kampung.
Di kantor, memergoki Paris yang bolak-balik kamar mandi, Maliq mengendap masuk ke ruangan Paris dan menyelipkan spy pen di antara pulpen-pulpen biasa. Dia buru-buru keluar dari ruangan itu. Tanpa Maliq sadari, ada ob yang memergokinya, ob tanya, apa bapak perlu sesuatu? Maliq bilang, engga. Maliq langsung masuk ke ruangannya.
Sementara Mila pergi ke kampus dan ketemu Ruben. Ruben tanya apa urusan Mila dengan kakak iparnya sudah beres? Mila bilang udah lah engga usah dipikirin, masalah engga penting. Ruben bilang, gimana kalo weekend ini kita nginep di resor pinggir pantai. Mila kelihatan agak ragu. Ruben menyadarinya. Dia jadi kesal dan bilang, ya udah lah, engga usah. Kayaknya kamu lagi banyak masalah sama keluarga kamu. Kamu juga engga tertarik lanjutin hubungan kita, ya udah kita lupain aja lah. Ruben balik badan, meninggalkan Mila dengan kesal. Tapi Mila lalu mencegatnya, engga engga, kamu salah paham. Aku cuma lagi inget-inget Sabtu nanti kita harus pergi ke mana ya. Ruben bilang, tapi tadi keliatan kok kamu engga tertarik. Mila bilang, engga Ruben, tunggu dong, aku bener-bener cinta kamu. Aku mau pergi sama kamu. Percaya deh sama aku. Ruben bilang, ya ya, ok. Ya udah sekarang aja, kalo sabtu nanti emang harus pergi ke mana. Mila kaget dan ragu, tapi karena takut Ruben marah lagi, dia mau-mau aja diajak pergi. Mila dan Ruben cepat-cepat pergi dari kampus.
Mila dan Ruben sampai di pantai. Ruben membawa Mila ke pondokan yang diam-diam sudah dipesan oleh Ruben. Sementara Mila malah engga tahu apa-apa. Keduanya masuk ke salah satu pondok dan Ruben cepat-cepat tutup pintu.
Di ruangannya, Paris tampak sibuk dengan kerjaannya. Dia menelepon seseorang dan bicara lewat telepon, dia bilang ‘ya, kita emang sama-sama kangen, tapi mereka mulai curiga sama kita. Kita sebaiknya jaga jarak dulu deh….’ Maliq mengamatinya dari ruangannya. Attar sibuk dengan kerjaannya. Kita charge on telepon, perlihatkan jam dinding menunjukkan pukul 4 sekarang. Paris bangkit dari kursinya dan keluar dari ruangannya. Dia jalan ke ruangan Attar saat istirahat ngopi. Maliq mengamatinya dan masuk ke ruangan Paris untuk mengambil spy pen.
Maliq mendengarkan rekaman spy pen di ruangannya, untuk memastikan rekamannya berhasil dan lega bahwa Paris masuk jebakannya. Maliq pulang ke rumah dan memperdengarkan rekaman percakapan Paris ke Ranum dan Halimah. Dalam rekaman itu, Paris bilang sebaiknya dia dan Jody engga ketemuan dulu karna di kantor aja udah geger keadaannya. Mereka harus waspada, kalo engga Ranum dan Maliq akan membongkar rahasia mereka ke seluruh keluarga. Mereka bisa kena masalah. Sebaiknya mereka juga jangan telfon-telfonan dulu juga. Halimah tercengang mendengarnya. Ranum hanya mengucap, “Astagfirullah….”
Mereka harus bongkar itu semua di depan Samira dan Attar. Paris dan Attar pulang ke rumah. Samira melihat Paris kelihatan kesal. Dia tanya pada mereka kenapa mereka kelihatan kesal. Akhirnya mereka terpaksa cerita semua kejadian di kantor, gimana Maliq nuduh Paris selingkuh dengan Jody, gimana Maliq mengkonfrontir Jody. Samira kaget mendengarnya. Paris bilang ini semua konspirasi Maliq dan Ranum untuk fitnah Paris supaya harga diri Paris jatuh di mata keluarga ini. Padahal sebenernya si Ranum itu iri karena aku usaha mati-matian buat keluarga dan bisnis kita, kata Paris. Samira geram mendengarnya. Dia bilang dia akan bicara pada Ranum dan Maliq, tapi Paris menghalanginya. Dia bilang nanti aja deh aku kasih tau apa yang harus kita lakukan soal masalah ini.
Halimah, Maliq dan Ranum shalat dan setelah selesai shalat Maliq berdoa bersama Halimah dan Ranum. Mobil Attar tiba dan berhenti di apartemen Maliq. Samira, Mila, Paris dan Attar masuk ke rumah Maliq. Halimah, Ranum dan Maliq kaget melihat Samira dan yang lain berkunjung ke sana. Halimah bertanya, ada apa tumben ke sini? Samira bilang kenapa heran? Memang kami engga boleh dateng ke rumah keluarga kami sendiri? Mila bilang kalo Maliq dan Ranum aja boleh terus-terusan dateng ke tempat kami, kenapa kami engga boleh ke sini?
Samira memaki-maki Ranum. Dia bilang Ranum dan Maliq udah fitnah Paris. Ranum berusaha menenangkannya, dia ingin menjelaskan yang sebenarnya, tapi Samira engga mau percaya. Ranum kelihatan kecewa banget. Halimah bilang pada Samira, bukalah matamu, Samira, ada kebenaran di depanmu. Sebelum semuanya terlambat, kalau tidak yang terjadi adalah sebaliknya. Keluarga ini bisa hancur berantakan.
Samira hendak mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba Maliq menyela, baguslah Mami dateng, karna aku tadinya mau nemuin Mama untuk buktiin udah sejauh mana perempuan ini (Paris) udah mengacaukan semuanya. Aku punya bukti perbuatan busuk dia. Maliq mengeluarkan spy pen dan bilang soal rekaman yang ada di dalamnya, rekaman yang Maliq ingin Samira mendengarnya. Attar bilang, di rekaman itu, Paris bilang kalo kami saling kangen, tapi orang lain jadi curiga sama kami. Jadi, sebaiknya kita jaga jarak dulu. apa aku benar?
Maliq, Ranum dan Halimah tercengang mendengarnya dari mulut Attar. Paris senyum dan bilang ke Maliq, kamu pikir kami bodoh, kami engga tau kalo kamu masuk ruanganku, dan taro pulpen mata-mata ini di mejaku, hah? Waktu itu aku lagi ngobrol sama Attar, bukan Jody, bukan orang lain yang ada di pikiran jelek kamu. Kalian memang kampungan, malu-maluin.
Drama pun memanas. Samira mencak-mencak engga keruan. Attar juga menyebut Maliq kampungan dan kelewatan. Maliq berusaha meyakinkan Attar, semua yang aku lakukan ya demi kebaikan keluarga ini. Kamu udah dibutakan cintamu pada Paris, makanya engga bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Attar melabrak Maliq, menyuruhnya diam. Attar langsung menampar Maliq. Maliq juga mengangkat tangan, tapi kemudian menahan dirinya. Samira mengancam Maliq, memintanya untuk tidak usah ke kantor lagi karena Maliq tidak berhak, nanti dia akan memberikan bagian saham Maliq kalo nanti Samira akan membagi kekayaan dan asetnya. Samira pergi dari sana bersama dengan Attar, Paris, dan Mila.
Sinopsis Sinetron Ranum Episode 15
Paris dan Mila keluar dari rumah Maliq. Samira yang waktu itu pake high-heels, saking emosinya, jalannya ngga hati-hati, dan jadi kesandung dan kehilangan keseimbangan. Kakinya jadi keseleo, Samira menjerit kesakitan. Paris, Mila dan Attar membantu Samira berdiri. Biarpun Samira berhasil berdiri, dia masih kesakitan banget. Mereka membopong Samira dengan susah payah ke mobil.
Tayang : Selasa, 9 Agustus 2011, pukul 20.00 WIB
Dokter tiba di rumah untuk memeriksa Samira. Dia bilang Samira kena cidera di tempat yang sama dengan yang sebelumnya – waktu dia jatuh gara-gara kepeleset minyak di lantai. Dokter kasih saran supaya Samira untuk discan MRI, besok pagi, biar dia tau ada cidera tulang belakang atau tidak. Untuk malam ini, dokter hanya kasih obat penghilang nyeri.
Dokter pergi, Samira masih kesakitan dan engga bisa tidur, karena ia nggak bisa berbaring dengan lurus. Buntut-buntunya Samira jadi mengutuk-ngutuk Ranum. Dia bilang sejak Ranum datang ke rumahnya, masalah bertubi-tubi datang. Engga hanya merampas ketenangan keluarganya, tapi Ranum juga merebut anaknya, Maliq. Pasti Ranum yang dulu numpahin minyak, yang bikin dia jatoh dan cidera punggung. Dan sialannya, sekarang Ranum mau gangguin rumah tangga Fadia dan Attar dengan fitnah Paris dan Jody selingkuh.
Mila dengan enteng lalu menelepon Fadia, dan bercerita tentang ulah Ranum yang menuduh Paris dan Jody selingkuhan berdua. Fadia kaget dan engga percaya. Mila sama sekali ngga nyangka kalo keputusannya cerita ke Fadia, yang tadinya mau diajakin ngegosip ngomongin si Ranum, ternyata ditanggapi reaksi Fadia yang serius. Ini pasti, karena Fadia beda sama Mila atau Samira. Fadia lebih mirip Oma Halimah. Dia ngga sinis sama Ranum, sebaliknya, dia malah simpatik ke Ranum. Makanya denger omongan Mila ini, dia langsung mengkonfrontir Jody dan bertanya soal tuduhan Ranum. Dia percaya Ranum bukan orang yang asal omong. Jody bersumpah dia engga bersalah, dan itu cuma isapan jempol si Ranum. Mana mungkinlah aku selingkuh sama adik iparku sendiri? Mau cari mati apa? Kalau pun aku mau selingkuh, nggak mungkin sama adik iparlah. Jody kesal karena bisa-bisanya ada orang yang bikin tuduhan macam itu padanya, tanpa ada buktinya juga. Dia juga jadi sebel kenapa Fadia ikutan mojokin dia hanya karena si Ranum ngomong begitu?
Fadia merasa dia harus tanya Ranum, kenapa dia nyebarin gosip begini, bukan langsung ceritain semua ke dia? Karena Ranum bukan tipe yang ember begitu. Jody yang tadinya mau buka puasa di rumah, jadi kesal dan bangkit dari kursinya. Dia kesel banget sama Fadia, dan pergi dari meja makan. Tiba-tiba Fadia merasa bersalah karena tanpa bukti apapun dia ikutan nuduh Jody. Fadia menghampiri Jody dan minta maaf padanya. Fadia menenangkan Jody.
Ranum, Halimah dan Maliq masih di rumah mereka. Mereka kelihatan kecewa. Maliq memutuskan dia engga akan pergi ke kantor perusahaan keluarga lagi, karena toh Mami dan Attar sudah melarangnya ke sana.. Dia akan cari kerja, tapi Halimah menyela, dia bilang Maliq punya hak yang sama di perusahaan itu, sama seperti Attar, jadi, kenapa Maliq harus pergi? Maliq mengingatkan neneknya kalau ibunya, Samira, juga sudah bilang kalo dia mau bagi kekayaannya, dia nanti akan kasih bagian Maliq, jadi engga ada gunanya lagi ke kantor sekarang. Sejauh ini yang ada cekcok terus, dia engga mau keadaan makin buruk, atau malah bikin kejadian buruk terjadi, nanti mereka sendiri yang nyesel. Lebih baik dia cari kerja di tempat lain.
Sementara Fadia menelepon Ranum dan bertanya, kenapa Ranum bikin tuduhan murahan tentang suaminya dan Paris? Ranum syok karna Fadia sampai tahu soal ini. Ranum menutup gagang teleponnya dan bilang ke Maliq dan Halimah kalo Mila udah cerita soal Jody dan Paris.
Maliq dan Halimah syok, mereka pikir Mila kok engga dewasa banget. Maliq lalu mengambil alih telepon dan berusaha memberi pengertian ke Fadia, kalo dia juga ada sama Ranum waktu melihat Jody dan Paris berduaan. Karena dia engga mau bikin Fadia sakit hati, dia engga ngomong apa-apa dulu ke Fadia. Tapi sekarang udah telat, Fadia dah tau jadi lebih baik Fadia sekarang kasih pengertian ke Jody.
Fadia kaget mendengar pernyataan Maliq. Dia bilang tadinya aku pikir cuma Ranum engga bener, tapi aku salah. Biar pun tadinya aku respek banget sama dia, aku suka kagum sama istri kamu, tapi setelah kejadian ini, aku syok banget. Dia engga cuma bikin tuduhan sembarangan, tapi udah bikin kamu belain dia. Fadia memohon pada Maliq jangan lagi bikin tuduhan yang diarahkan ke keluarganya. Fadia merasa itu engga baik. Fadia menutup teleponnya.
Pagi hari. Ranum sholat Subuh. Karena dirinya, Maliq jadi dihina dan dimusuhi keluarganya sendiri. Dia memohon pada Allah untuk memberikannya kekuatan untuk menghadapi semua keadaan, supaya mereka bisa menuju jalan yang benar. Halim dan Ranum menjalankan ibadah berpuasa. Kita perlihatkan proses puasa mereka. Di sisi lain, Paris juga pura-pura sholat, dan ikut berpuasa. Dia lalu bilang sama Samira, dia sudah berdoa pada Allah, meminta ketenangan, kesejahteraan dan kebahagiaan untuk keluarga ini, engga lupa untuk kesehatan Samira. Paris juga doain supaya kerjasama baru bersama Kilmer akan berjalan lancar. Samira memuji Paris yang menjalankan ibadah dan mendoakan keluarga.
Scan MRI Samira sudah ada hasilnya. Samira masih kesakitan banget. Dokter pun mengecek hasil MRI dan bilang ke Samira kalo dia butuh perawatan, karena cideranya terjadi di dekat di tulang belakangnya. Paris meminta rekomendasi dokter terbaik yang ada di sini. Dokter bilang dokter yang dikenalnya sekarang ada di Amerika untuk training selama beberapa bulan. Dokter lainnya yang dia kenal ada di Singapura. Samira yang udah kesakitan banget mau ke Singapura untuk dirawat karna dia engga tahan lagi. Dokter kasih surat rekomendasi dan menyarankan mereka untuk segera berangkat. Paris bilang pada Attar, dia akan nemenin Samira ke Singapura untuk berobat, tapi Attar kelihatan ragu, karena Paris yang jadi perantara dalam kesepakatan dengan Kilmer. Kilmer sudah transfer sebanyak satu milyar ke rekening mereka, dan mereka harus secepatnya menyelesaikan strategi bisnis mereka, dan semua itu Paris yang urus, jadi engga mungkin kalo Paris pergi dan ninggalin kerjaannya.
Samira juga sependapat, Paris sebaiknya engga usah pergi karena selain harus urus bisnis, dia juga lagi puasa, susah kalo harus bepergian dalam keadaan seperti itu. Sementara Mila engga bisa pergi karena dia masih ada kuliah. Attar bilang dia akan minta Fadia untuk nemenin dan jaga ibu. Attar janji dia dan Paris akan jenguk Samira akhir pekan nanti. Samira setuju. Attar menelfon Fadia dan cerita semuanya. Fadia bersedia nemenin ibunya ke Singapura. Attar minta ibunya untuk tanda tangan surat kuasa atas nama Paris, karna ada beberapa berkas perusahaan yang butuh tanda tangannya, tapi karena Samira akan ke Singapura, Paris yang akan urus itu. Samira pun menandatangan surat kuasa dan kasih surat itu ke Paris.
Samira dan Fadia berangkat ke Singapura. Paris dan Attar sampai di kantor dan melihat ruangan Maliq kosong. Attar dan Paris masuk ke ruangan mereka masing-masing.Siang harinya Paris datang ke ruangan Attar dan bilang kelihatannya Maliq bisa ngerti apa yang Attar bicarain waktu itu, makanya dia engga ke kantor hari ini, mungkin seterusnya. Attar bereaksi dan keluar menuju ruangan Maliq. Dia kaget ternyata Maliq beneran engga masuk kantor. Attar kecewa. Waktu dia balik badan dia lihat Jody sudah datang. Jody mengikuti Attar ke ruangannya.
Attar kelihatan kecewa, sementara Paris malah bilang bagus Maliq engga muncul, demi progres perusahaan dan ketenangan keluarga kita. Kadang untuk memperbaiki keadaan, kita harus melakukan hal terpait sekalipun. Jody setuju dengan Paris. Ranum bersama Adila di kios baju. Adila kasih beberapa baju dan minta Ranum untuk menukarnya karena ada cacatnya. Ranum menyimpan baju-baju itu ke dalam tas dan pergi naik bajaj.
Ranum datang ke perusahaan konveksi milik Jaya dan menyerahkan baju-baju itu ke manajernya. Engga lama, Jaya muncul dan kaget banget saat melihat Ranum. Ranum bilang dia bosan di rumah seharian, jadi dia pikir kenapa engga lanjut kerja lagi. Engga cuma bisa untuk ngabisin waktu, tapi juga untuk memenuhi minatnya akan dunia fesyen. Jaya salut dan tanya kabar Ranum, suami dan keluarganya, dll. Ranum bilang semuanya baik-baik saja. Dia bilang dia merasa sangat beruntung bisa memiliki keluarga sebaik itu. Tuhan baik sekali padanya. Jaya bilang Ranum baik banget, meski orang lain engga baik sama dia, mereka akan berubah nantinya. Lagipula, melakukan kebaikan pada orang lain sama dengan mengajarkan orang lain untuk bersikap baik juga. Ranum terkesan dengan pernyataan Jaya. Ranum berterima kasih dan pamit pada Jaya. Setelah mengambil baju-baju yang sudah ditukar, dia naik bajaj. Jaya memandangi kepergian Ranum dan tersenyum.
Sementara itu, Maliq sibuk melamar pekerjaan yang dilihat di koran, di internet, dia juga sibuk nelponin perusahaan yang mengadakan penempatan kerja. Dia bahkan telepon Zul dan jadi tahu kalo Zul lagi pulang kampung karena adiknya nikahan. Maliq menemui temannya yang lain. Namanya Budy. Mereka ketemuan di kedai kopi. Maliq tanya apa Budy bisa bantuin ngomong ke bapaknya untuk kasih kerjaan di perusahaan keluarga mereka. Budy bilang dia engga enak ngomong sama bapaknya, soalnya bapaknya menganggapnya manja dan nyusahin melulu. Dia jadi engga berani ngomong gitu ke bapaknya. Tapi Budy janji dia akan minta ibunya untuk sampain hal ini ke bapaknya.
Zul baru saja sampai di kampung halamannya di ujung Tangerang. Dia ketemu dengan ibu dan adiknya. Zul jadi terharu karena dah lama nggak ketemu. Kita perlihatkan adiknya pincang karena kena polio. Dia harus berjalan dengan bantuan tongkat. Zul bilang ke ibunya dia seneng banget Leila nikah dengan Henry, anak kepala desa. Ibu Zul cerita dia juga kaget karena kepala desa tadinya dateng ke sini sama anak perempuannya, Siti. Dia mau ngelamar kamu buat Siti. Katanya Siti suka sama kamu dari kecil. Zul kaget saat ibunya cerita lagi, ibu bilang kita engga bisa nikahin Zul kecuali Leila udah nikah. Henry waktu itu ikut bapaknya, nawarin diri untuk nikahin Leila, karena dia engga mau lihat adiknya, Siti, sedih. Henry bilang kakak harus berkorban buat kebahagiaan adiknya. Zul melotot kaget pada ibunya, apalagi waktu ibunya bilang dia setuju dengan pernikahan Siti dan Zul.
Zul mau menolak, tapi kemudian dia lihat adiknya yang datang dan memeluknya. Adiknya seneng banget Zul dateng ke pernikahannya. Zul sadar dia juga harus mengorbankan cintanya demi kebahagiaan Leila. Dia terpaksa menerima pinangan Siti yang sudah disetujui ibunya. Jody, Bima dan Paris kumpul bersama. Jody memuji Paris karena jago manfaatin keadaan, bahkan dapet surat kuasa dari Samira sebelum berangkat ke Singapura. Paris pun seneng banget. Dia bilang sekarang tinggal kita tunggu apa yang harus kita lakukan selanjutnya. Jody bilang mereka harus segera ambil langkah selanjutnya. Paris ragu, ah kecepatan kalo sekarang. Jody bilang keadaan udah pas banget, posisi kita udah sempurna, sekarang waktu yang tepat untuk beraksi. Jangan buang-buang waktu. Kita harus laksanain rencana kita. Paris setuju dengan Jody. Mereka berjabat tangan, kita tunjukkan di sini ternyata Kilmer juga bagian dari geng mereka. Sebenarnya dia bukan Kilmer si pemilik bisnis. Orang itu hanya pura-pura jadi Kilmer. Kilmer palsu ini sebenarnya adalah hacker. Dia berhasil ngehack akun Kilmer dan website bisnisnya supaya bisa dapet semua info yang bisa bikin Attar terkesan.
Ruben dan Mila jalan melewati kampus. Mereka ngobrol dan tertawa berduaan. Daniel dan teman-temannya muncul dari arah depan keduanya. Daniel melihat mereka berduaan. Biarpun dia engga suka, dia berusaha menahan emosinya dan menyapa Mila, tapi Mila malah engga nanggepin. Saat itu Ruben dan Mila sampai di depan kelas Mila. Ruben ingetin Mila, nanti mereka akan ketemuan jam 4, di pantai dan pondokan yang sama. Keduanya saling memandang, penuh makna. Mila mengangguk dan tersenyum. Mereka berdua berpamitan dengan romantisnya. Mila lalu masuk ke kelas, sedangkan Ruben pergi dari sana. Mila datang ke pondokan yang sama sekitar jam 4, tempat dia bertemu Ruben sebelumnya. Mila buka pintu dan masuk ke dalam. Dia menyimpan tasnya di atas meja. Mila hendak duduk ketika dia mendengar pintu diketuk. Mila buka pintu dan kaget waktu lihat teman Ruben, Edward, yang mereka ketemu sebelumnya di sebuah acara (episode 10) ada di sana. Mila kaget melihatnya. Edward bilang dia akan jelasin semua di dalam.
Edward masuk ke dalam dan menutup pintunya. Edward mulai merayu Mila. Mila engga suka dan berusaha menghindar, tapi Edward keburu menangkap tangan Mila. Mila berusaha keras untuk melepaskan genggaman Edward. Dia dorong Edward. Mila ambil hp dan coba nelepon Ruben, tapi engga ada jawaban. Edward meminta Mila untuk engga usah khawatir. Dari pernyataannya, jelas bahwa dia dan Ruben berteman dekat, dan mereka berbagi semuanya. Engga ada rahasia apapun. Mila mengkonfrontir Edward dan memintanya untuk pergi, tapi Edward malah ngetawain Mila dan bilang kenapa sih pake malu-malu, kamu harus nikmatin hidup kamu dong. Edward coba-coba meluk Mila lagi. Mila kesel. Dia tonjok perut Edward dengan lututnya dan mendorong Edward. Mila buru-buru kabur dari pondokan setelah cepat-cepat mengambil tasnya. Mila kelihatan acak-acakan. Dia ngeri dan kesal. Dia lari kencang di sepanjang pantai dan akhirnya dia sampai di tempat yang dia rasa aman.
Dia berusaha mengatur napasnya. Setelah merasa lega, dia telepon hp Ruben, tapi tetep engga ada jawaban. Edward yang masih ada di pondokan, sudah bisa berdiri, tapi masih memegangi perutnya yang sakit. Dia telepon hp Ruben dan Ruben tanya, kenapa? Udah puas lo? Edward malah mencak-mencak, apaan, si Mila galak banget. Dia mukulin gue, kabur deh sekarang. Ruben maki-maki Edward, udah gue kasih kesempatan emas, lo malah sia-siain. Harusnya lo lebih lihai dong. Masa ngadepin cewe kayak gitu aja engga bisa. Katanya udah profesional soal beginian. Udah biar gue urus semuanya. Kalo gue berhasil, cewe itu engga bakalan ngomong macem-macem ke gue. Inget engga waktu gue beresin mantan pacar lo? Akhirnya dia bertekuk lutut kayak anak kambing dan nyerahin semuanya sama gue. Ya udah, sekarang gue mau pikirin dulu alesan gue ga jawab teleponnya, trus juga kenapa lo yang dateng ke pantai. Ruben tampak berpikir, dia menutup teleponnya.
Maliq pulang ke rumah. Neneknya, Halimah menyiapkan makanan untuk berbuka. Halimah bertanya, apa Maliq berhasil dapat pekerjaan, kan dia sudah seharian pergi di luar? Maliq bilang dia udah coba hubungi dan ketemuan sama temen-temennya, tapi ya wajarlah kalo dia harus nunggu kabarnya. Maliq bertanya kok Ranum belum pulang Nek? Sebentar lagi kan buka puasa. Halimah bilang dia pasti lagi sibuk kerja. Maliq nelepon Ranum, karna mau tahu Ranum pulang jam berapa. Mau buka puasa bareng apa nggak?
Ranum yang ada di salah satu perusahaan untuk ngambil beberapa sampel bilang dia akan sampai di rumah waktu buka puasa. Maliq cemas karenakan Ranum seharian puasa, seharusnya Ranum engga banyak jalan-jalan dan kerja. Sebaiknya Ranum pulang ke rumah dan istirahat. Ranum tertawa dan bilang, kamu engga usah khawatir. Aku baik-baik aja, sebentar lagi aku pulang.
Sementara itu Paris sudah pulang ke rumah. Dia segera masuk ke kamar dan tutup pintunya, mastiin kalo engga ada yang lihat. Dia lalu mengeluarkan kotak kurma dari lemarinya dan cepet-cepet makan. Paris langsung menyeka mulutnya dan mengambil hpnya untuk menelepon Attar. Attar tanya apa Paris masih puasa? Paris bilang dia masih puasa dan baik-baik saja, hanya sedikit pusing. Attar bilang kalo lagi pusing, Paris sebaiknya batalin puasa aja. Paris bilang engga, aku lakukan ini demi kamu dan keluarga kamu. Aku ingin kita diberkahi yang terbaik. Attar salut padanya. Dia meminta Paris untuk tidak khawatir, dia akan segera pulang, setengah jam sebelum buka puasa dia sudah sampai. Di perjalanan pulang nanti dia akan beliin kue coklat kesukaan Paris. Attar menutup teleponnya dan keluar ruangan.
Attar jalan di sepanjang kantornya dan tiba di parkiran. Attar duduk di dalam mobil, dan saat mobilnya pergi. Sementara itu di belakangnya orang yang sama yang pergi menemui menyuap Mansyur. Namanya Joy. Dia lap tangannya yang penuh kotoran dengan secarik kain. Lalu dia telepon Bima dan kasih tahu kalo tugasnya sudah selesai. Dia sudah cabut kabel rem mobil Attar.
Attar sedang menyetir. Mobil jalan melewati jalanan yang agak padat. Di salah satu tempat, Attar menginjak rem, tapi baru sadar kalo remnya blong. Dia gelagapan. Attar kaget karena mobilnya oleng. Attar berusaha membawa mobil keluar dari jalanan yang padat. Dia berhasil tidak menabrak orang. Mobil muncul dari jalanan yang agak sepi. Dia melihat ada mobil muncul dari arah depannya dengan kecepatan sangat tinggi. Attar membanting stir mobil untuk menghindari tabrakan. Mobil menabrak pohon di pinggir jalan. Beberapa orang yang ada di dekat sana kaget dan beberapa mobil juga berhenti. Area itu kontan dijejali orng. Kita perlihatkan Ranum yang naik bajaj lewat daerah itu. Dia penasaran waktu lihat kerumunan orang. Tiba-tiba dia melihat Attar jatuh dari mobil. Attar terluka dan bersimbah darah. Rupanya dia pingsan. Ranum bilang sopir bajaj untuk berhenti. Dia cepat-cepat turun dari bajaj dan menghampiri Attar yang kakinya masuk ke kolong mobil.
Ranum berusaha menarik Attar. Dia meminta tolong pada orang-orang, tapi tak ada yang berani mendekat, karena sebagian dari bagian mobil sudah terbakar. Mereka takut mobil meledak. Ranum akhirnya berhasil menarik Attar dari bawah mobil dengan susah payah. Dia bopong Attar sejauh mungkin dari mobil. Tak lama mobil meledak hebat dan mobil terbakar. Beberapa kaca dan bagian mobil menghujani Ranum. Ranum lebam-lebam dan banyak goresan di tangan dan jidatnya. Ranum menoleh ke arah mobil dengan wajah ngeri.
Samira sedih Maliq benar-benar pergi. Mila bilang lama-lama semua orang akan tau kalau Ranum itu berhati busuk. Mila menenangkan Samira. Paris tersenyum senang “saat kebenaran terungkap, semuanya sudah terlambat Mila.”
Sinopsis Sinetron Ranum Episode 11
Halimah menegur Samira “jangan keterlaluan”. Samira bilang dia hanya membela yg benar dan yg benar itu Paris. Samira bilang “saya ini hampir celaka di rumah saya sendiri!” Halimah memutuskan untuk ikut bersama Maliq. Ranum dan Maliq berusaha melarangnya namun Halimah tetap memaksa. Halimah sudah tidak betah lagi tinggal di rumah itu. Maliq akhirnya setuju. Ranum dan Maliq berpamitan kepada Samira. Ranum minta maaf kalau udah ga sengaja bikin Samirah marah. Mila menuduh kalau itu seudah direkayasa. Maliq menegur Mila. Samira tetap diam, menahan air matanya. Akhirnya Samira pun menangis.
Samira sedih Maliq benar-benar pergi. Mila bilang lama-lama semua orang akan tau kalau Ranum itu berhati busuk. Mila menenangkan Samira. Paris tersenyum senang “saat kebenaran terungkap, semuanya sudah terlambat Mila.”
Mila pergi ke ultah temannya bersama Ruben. Ruben menawarkan muniman keras namun Mila menolaknya.
Paris menelpon Jody bahwa rencana mereka berhasil. Jody gak sabar lagi untuk mengusir mereka semua dari rumah itu. Ia ingin membalas dendam pada Attar. Paris memintanya untuk sabar. Josy mempercayakan semuanya pada Paris.
Ranum menerawang semua tuduhan-tuduhan yg jatuh padanya. Maliq menegurnya. Ranum merasa semua ini adalah kesalahannya. Namun Maliq bilang jangan menyalahkan dirinya sendiri. Maliq dan Halimah beranggapan bahwa Paris biang keladinya. Ranum jadi mengkhawatirkan Samira. Maliq berjanji untuk menyelidiki semua ini. Maliq akan menghubungi Attar namun Ranum melarangnya. Attar masih sakit hati akan kepergian Fahrani, Ranum tidak ingin Attar makin sakit hati. “mending kita cari dulu bukti yang kuat” kata Ranum.
Attar sedih Maliq dan Halimah pergi dari rumah. Paris berusaha mencari muka di depan Attar, dia bilang lebih baik kita mendoakan mereka. Samira memuji Paris. Paris mengambilkan minum untuk Samira dan mencari muka di depannya. Attar termenung.
Di kantor, Attar bilang pada Maliq kalo Ranum bisa membuat Maliq jadi seperti ini. Maliq mengalihkan pembicaraan. Attar memojokkan Maliq. Maliq emosi. “Ranum itu ga seperti istri mas yg pinter bersandiwara!” Attar dan Maliq bertengkar. Paris datang dan bertanya ada apa ini. Maliq bilang kamu ga usah pura2 ya Paris. Paris marah. “Kamu nuduh aku karna hasutannya Ranum kan!” Maliq sangat marah. Suasana memanas. Attar berusaha membela Paris tapi Maliq membentaknya “Lu diem,Mas! kalo lu ga tau apa-apa mending lu diem!!!”
Maliq meminta maaf pada Allah karna ia sudah terlalu emosi tadi. Mila cerita pada Samira kalau Maliq dan Attar tadi bertengkar di kantor. Samira menelpon Ranum dan menyalahkannya. “Gara-gara kamu Maliq dan Attar itu ribut di kantor!” Ranum berusaha membela dirinya. Namu samira tidak mau tau dan mengancam akan bertindak kasar pada Ranum.
Fadia heran apa benar ranum seperti yang diceritakan Samira. Samira bilang kalau nyawanya itu hampir aja melayang gara-gara si Ranum itu. Ranum berdoa pada Allah agar diberikan jalan keluar untuk masalah ini.
Bima bertamu ke rumah Samira dan mendapat telpon dari seseorang. Ia membesar-besarkan suaranya karna itu telpon dari seorang investor (palsu) yg akan menginvest uangnya 50 milyar. Paris menyuruh Bima untuk menerima tawaran itu. Bima bilang ia tidak berani karna uangnya terlalu banyak. Ia butuh bantuan. Paris dan Samira meminta Attar untuk membantu Bima. Attar setuju. Paris tersenyum senang karena jebakannya berhasil.
Maliq termenung sambil melihat fotonya dengan Samira. Ia tidak mengerti kenapa Samira tidak mau menerima Ranum. Maliq menangis. Ranum melihatnya dan menjadi sedih. Ranum meminta maaf, namun Maliq bilang kalau bukan Ranum yg salah, tapi Paris. Attar dan Samira terlalu percaya pada Paris. Maliq khawatir kalau suatu saat nanti akan terjadi sesuatu yg buruk dengan mereka. Halimah mendengar omongan Maliq dan ikut sedih.
Sinopsis Sinetron Ranum Episode 12
Maliq curiga dengan investor yg diperkenalkan oleh Bima dan Paris kepada Attar. “ini kan perusahaan keluarga dan pakai system invest tertutup.ada yg ga beres” Di rumah Maliq tidak selera makan, ia masih memikirkan investor itu, ia bingung kenapa Bima tidak menerima di perusahaannya sendiri saja.
Maliq menanyakan hal itu kepada Attar. Attar bilang bahwa ia sudah yakin untuk menerima tawaran itu. Maliq mengingatkan Attar untuk berhati-hati dengan Bramana itu dan Maliq menyarankan untuk menolak. Ia khawatir perusahaan ini akan bangkrut. Attar tidak terima, ia merasa Maliq menganggap istrinya dan Bima itu penipu. “lu ga tahu apa-apa dengan perusahaan ini,Liq. Lu ga punya hak” kata Attar. Paris datang. Dia ga terima di bilang penipu oleh Maliq. Attar hanya diam. Paris marah “kenapa kamu ga belain aku,Mas?!” ia kecewa pada Attar. Attar berusaha menenangkan Paris dan meminta Maliq untuk tidak ikut campur lagi dengan urusan bisnis di perusahaan ini. Attar menyuruh Maliq untuk keluar. Maliq masih berusaha meminta Attar untuk menolak kerja sama itu dan mengingatkannya. Attar marah dan mengusir Maliq.
Maliq menyelidiki tentang investor itu dan ia mendapat info dari temannya kalau investor itu sudah terkenal sebagai penipu. Maliq meminta Samira untuk bilang ke Attar supaya menolak kerja sama itu. Samira menolak dan mulai menyalahkan Ranum. Maliq menyerahkan data yang ia dapat kepada Samira dan pamit pulang.
Attar pulang dan mengajak keluarganya untuk buka puasa di luar rumah sebagai rasa syukur karena kerjasama denga Bramana berjalan lancer. Attar menyerahkan dokumen untuk ditanda tangani Samira. Samira menjelaskan kalau Maliq datang dan membawa bukti atas kepalsuan Bramana itu, jadi ia tidak mau menandatangani dokumen itu. Samira menyerahkan bukti yg di bawa Maliq pada Attar. Attar bingung. Paris mulai gelisah.
Miranda bertemu dengan sopir keluarga Maliq dan meminta tolong diantar pulang karena searah. Sopir menjelaskan bahwa ia bersama Halimah dan Halimah sudah tidak tinggal lagi di rumah Samira. Halimah datang dan menjelaskan pada Miranda kalau Ranum juga sudah bekerja lagi di kios baju bersama Adila. Miranda marah dan datang melabrak Samira. “saya ga terima Ranum diusir dari rumah ini!” Paris dan Mila keluar membela Samira. Samira mau mengancam memanggil polisi. Miranda tidak takut karena ia sudah menelpon wartawan agar semua orang tau perempuan macam apa Samira itu. Wartawan datang. Samira, Paris, dan Mila tercengang.
Halimah pulang ke rumah dan cerita pada Ranum kalau Miranda ke rumah Samira dan melabraknya. Ranum kaget.
Samira tidak takut dengan wartawan itu. Paris mengusir Miranda. Miranda marah. Samira melihat ada wartawan yg merekam kejadian itu. Mila merebut kamera si wartawan. Ranum datang dan langsung di tanya-tanyai olah wartawan. Ranum meminta Miranda untuk pulang. Miranda malah marah dan menampar Ranum. Kejadian itu di foto oleh wartawan. Miranda marah besar, “kamu itu jangan mau di injek-injek! Jangan jadi pecundang! Biarkan Samira malu!” Suasana bertambah panas. Miranda menampar Samira, namun Mila mencegahnya. Adu mulut antara Samira dan Miranda bertambah panas. Ranum meminta Miranda untuk pulang. Ia menangis. “Ranum tau Ibu sayang sama Ranum, Ranum terimakasih Ibu sudah membela Ranum, tapi ga kayak gini..Ranum malu,Bu” Miranda marah “Ibu tidak akan lagi membela kamu kalau kamu mau hidup susah terus-terusan!” Miranda pergi.
Paris menelpon Attar dan memberi tau apa yg terjadi. Attar marah pada Maliq. Maliq kaget.
Maliq pulang dan bertanya pada Halimah di mana Ranum. Halimah menjelaskan pada Maliq kalau yg memanggil wartawan itu Miranda. Ranum datang dan minta maaf. Namun Maliq bilang kalau dia ga salah. Maliq meminta Ranum untuk menjaga sikap Miranda.
Bima berusaha meyakinkan Samira untuk menyetujui kerja sama dengan Bramana. Attar setuju. Namun Samira tetap menolak. Samira tidak bisa menjawab sekarang. Attar kecewa. Akhirnya Samira setuju menerima kerjasama itu. Attar memberi tau Paris. Paris dan Bima tampak sangat senang karena jebakannya berhasil. Maliq kaget begitu tau bahwa kerjasama dengan Bramana sudah berlangsung. Ternyata hal itu sengaja dirahasiakan dari Maliq agar Maliq tidak merusaknya.
Maliq cerita pada Ranum tentang masalah yg ada di kantornya. Ranum berusaha menghibur Maliq dan mengajaknya jalan-jalan. Saat Ranum dan Maliq sedang makan, mereka melihat Jody membeli 2 ice cream. Maliq curiga kenapa Jody datang dengan mobilnya Paris. “kayaknya ada yg ga beres” Ranum dan Maliq menyelidiki hal itu dan melihat Paris sedang menyuapi Jody di dalam mobil. Ranum dan Maliq sangat kaget.
Sinopsis Sinetron Ranum Episode 13
Samira terbelalak saat melihat jejeran wartawan di depan rumahnya. Mereka sigap dalam mobil broadcasting mereka masing-masing. Miranda berdiri di depan mereka. Paris dan Mila ada bersama dengan Samira. Samira melotot ke Miranda dan melabraknya, “Kamu pikir kamu bisa nakut-nakutin aku dengan bawa semua wartawan itu hah?”
Aku engga punya salah sama siapapun. Semua ini bohong. Kamu pikir aku engga bisa ngomong sama wartawan itu? Lancang benar kamu masuk ke rumah ini tanpa seizin dariku. Pergi dari sini”.
Tayang : Sabtu, 6 Agustus 2011, pukul 20.00 WIB
Sementara itu para wartawan turun dari mobil mereka. Mereka memegang mic, kamera, dll. Tidak lama kemudian kita lihat bajaj berhenti di depan rumah itu. Ranum turun dari bajaj dan cepat-cepat masuk ke dalam rumah. Miranda dan Samira lagi ngotot-ngototan waktu Ranum datang dan menengahi mereka. Ranum menyuruh Miranda berhenti. Miranda kesal sama Ranum dan dia bilang ngapain sih kamu pake ikutan ke sini segala? Ranum bilang Nenek Halimah kasih tahu aku kalo ibu pergi ke sini. Ranum bertanya kenapa Miranda memanggil wartawan seperti ini.
Miranda bilang kejahatan si nenek sihir sama kamu dan Maliq lebih baik dibeberin ke media. Miranda bertanya pada Samira, sebenernya Maliq itu anak tiri atau kandung sih, kamu tega banget ngusir Maliq dan Ranum. Mendengar ini, emosi Samira makin terpancing, dia kembali melabrak Miranda. Miranda juga engga mau kalah. Ranum berusaha menghentikan mereka. Drama makin panas antara Miranda dan Samira. Paris dan Mila membela Samira. Cekcok terus berlanjut hingga klimaksnya Ranum terpaksa menarik tangan ibunya dan menyeretnya ke luar. Miranda emosi banget jadinya dan menampar Ranum. Ranum melipat kedua tangannya di depan Miranda dan memohon, kalo memang ibu mementingkan kebaikanku, tolonglah, ayo kita pergi dari sini. Engga usah bikin ulah kayak gini lagi. Miranda malah memaki-maki Ranum, kamu itu sok kalem sih, makanya orang-orang itu ngusir kamu dari rumah. Bikin kamu harus tinggal di rumah kecil. Kalo sekarang aja mereka bisa gitu, besok-besok kamu bisa dibikin jadi gelandangan, kali. Ranum bilang ya apapun yang sudah ditakdirkan untukku, bu, pasti akan begitu yang terjadi. Ranum kembali memohon Miranda untuk meninggalkan rumah itu. Miranda bilang ya udah, kalo kamu sama Maliq mau terus-terusan hidup kayak gini, ngapain juga aku repot-repot. Setelah mengatakan ini Miranda pergi dengan tampang masih kelihatan kesal. Ranum minta maaf pada para wartawan dan meminta mereka untuk meninggalkan rumah.
Ranum minta maaf pada Paris, Samira, dan Mila. Tapi balasannya, Samira malah memaki Ranum, menyuruhnya untuk tidak lagi berulah yang aneh-aneh. Mila bertanya pada Ranum, kamu tuh maunya selalu cari gara-gara sama orang rumah ini ya, pake bikin macem-macem segala. Emang kamu engga ada kerjaan lain apa selain gangguin hidup orang? Mila bilang udah mana pake malu-maluin aku di depan temen-temenku, lagi. Samira bilang, kemaren kamu udah bikin malu Mila, sekarang bawa-bawa ibu kamu ke sini cuma buat ngancem-ngancem. Pergi dari sini! Samira merampas tangan Ranum dengan kasar dan menyeretnya keluar rumah. Samira bilang bahwa dia tak takut hanya dengan dua orang murahan seperti Ranum dan ibunya. Samira mendorong Ranum sambil meneriakinya untuk pergi dari sana. Ranum syok melihat perangai keluarga suaminya itu. Mila dan Paris juga ikut mendorong dan mengusirnya…
Paris cerita pada Attar tentang kejadian tadi melalui telepon. Attar masih di kantor. Dia syok saat mendengarnya. Dia sudah habis kesabaran. Dia pergi ke ruangan Maliq dan mengatakan semua ulah Ranum dan ibunya di rumah mereka memanggil wartawan segala. Maliq juga syok saat mendengarnya. Dia jadi sangat kesal.
Maliq, Halimah dan Ranum membicarakan masalah itu. Maliq meminta Ranum untuk mengontrol ibunya. Ranum sedih dan bilang kalo dia udah berusaha sebisanya untuk bikin Miranda ngerti. “Aku udah bilang ke dia kalo ini yang terbaik buat aku dan kamu, dan mudah-mudahan ibuku engga bikin ulah lagi”. Maliq pun berharap yang sama.
Oki bertamu ke rumah Maliq dan ketemu dengan Ranum, Maliq dan Halimah. Oki sudah cerita soal masalah cintanya ke Maliq dan Ranum. Oki kelihatan sedih banget, cerita soal cewek incerannya Mona… Maliq malah ngetawain masalah Oki dengan ceweknya. Maliq malah ngeledekin dia. Ranum menegur Maliq. Dia bilang Oki lagi ada masalah, yang lumayan serius. Maliq malah makin geli. Ranum menenangkan Oki, dia bilang dia akan ngomong sama Mona. Ranum tanya-tanya soal Mona, dimana dia kerja? Apa kerjaannya? Oki bilang Mona kerja di kantor majalah.
Mona keluar dari kantornya dan ketemu dengan Ranum. Oki juga ikut bersama Ranum. Ranum berhasil bikin Mona yakin dan menyelesaikan masalah salah paham antara Oki dan Mona. Oki dan Mona baikan. Ranum pergi. Mona dan Oki ada di sebuah kedai kopi. Mona menyuruh Oki bersumpah untuk engga jelalatan lagi ke cewek lain. Kalo sampe Mona lihat Oki berduaan sama cewek lain, Mona bisa ngamuk. Oki bilang jangankan sumpah, sit-up sambil megangin kuping dia juga mau. Oki langsung meragain di depan orang-orang di kedai kopi. Mona menyuruhnya berhenti.
Sesuai dengan rencana Jody, Bima dan Paris, Bima datang ke rumah Paris. Bima bilang pada Samira, ya kalo bisnis udah sebesar itu, kasus-kasus yang dialami Mr. Kilmer memang wajar aja terjadi. Attar juga sepakat dengan Bima. Tapi Samira komentar, di luar bukti-bukti yang Maliq kasih, saya rasa konyol ya kalo kita tetep lanjutin kerja sama ini. Mila juga setuju sama ibunya, tapi Bima bilang mereka toh engga kasih uang ke Mr. Kilmer, malah, mereka akan dikasih uang sama Mr. Kilmer. Lagipula Mr. Kilmer juga cuma ngambil untung sedikit, jadi, mereka engga akan merugi, malah akan untung besar. Ini jelas kesempatan emas. Sayanglah untuk dilewatkan. Paris nambahin, kesempatan emas kan engga dateng dua kali. Samira masih kelihatan ragu, tapi akhirnya mereka berhasil meyakinkan Samira, mereka akan bicara pada Mr. Kilmer dulu, baru setelah yakin mereka bisa lanjutin kerjasama ini.
Samira, Attar dan Paris datang ke rumah sewaan Mr. Kilmer yang mewah. Bima juga ikut sama mereka. Rumah Mr. Kilmer kelihatan lebih besar dan keren ketimbang rumah Samira, dan ini bikin Samira dan Attar sangat terkesan. Mr. Kilmer menyambut mereka. Bima bertanya pada Mr. Kilmer soal kasus-kasus yang ada hubungannya dengan bisnisnya. Mr. Kilmer kaget dari mana mereka tahu soal kasus-kasus itu. Attar bilang, kita kan akan kerja sama di bisnis yang besar, pastinya kami harus tahu background partner kami, supaya transaksi kita nantinya juga transparan. Mr. Kilmer setuju, karena dia juga pernah ditipu beberapa kali, jadi dia engga mau ambil resiko. Dia bilang dia udah percaya sama Bima, yang juga punya kepercayaannya yang sama pada Attar. Karena perusahaan mereka punya kepercayaan besar di mata pasar mereka, Mr. Kilmer mau investasi untuk untung yang tidak banyak. Mereka engga usah terlalu pusing, karena dia yang akan berinvestasi. Tidak lama kemudian Mr. Kilmer ditelepon seseorang. Di telepon, dia bilang dia engga bisa investasiin uangnya ke bisnis lain karena dia udah investasi banyak di bisnis lain hari itu. Mr. Kilmer bilang dia akan bicarain lagi setelah 3-4 bulan, karena dia nunggu hasil investasinya di bisnis yang lain juga. Samira, Attar, Paris dan lain lain nguping. Mr. Kilmer bilang sama mereka, kalo mereka khawatir soal reputasi mereka, Mr. Kilmer hanya ingin kerja sama dengan orang-orang jujur. Kalo mereka engga mau lanjutin, engga masalah. Setidaknya, mereka bisa makan siang bersama sebagai tamunya.
Attar dan Samira lihat-lihatan waktu Mr. Kilmer menyuruh pembantunya untuk menyiapkan makan siang. Mr. Kilmer pamit masuk ke dalam, dia bilang dia akan kembali sebentar lagi. Attar, Samira Paris dan Bima berdiskusi soal kerja sama itu. Paris bilang mereka harus manfaatin kesempatan ini. Paris bilang coba denger aja waktu dia ditelepon tadi. Bima juga setuju sama Paris, dan Attar jadi yakin. Samira bilang kalo mereka semua udah yakin ya lanjutin aja kerjasama ini. Dia juga engga keberatan. Akhirnya perjanjian antara mereka ditandatangani. Pengacara Mr. Kilmer dan Attar juga hadir. Kue-kue disajikan. Mereka merayakan kerjasama mereka. Samira bilang ini bulan yang membawa berkah, karena esok sudah Ramadhan.
Samira, Mila, Attar, Paris pergi ke mesjid dan beribadah. Waktu mereka keluar, mereka lihat Maliq dan Ranum baru datang. Samira kaget, Maliq mengucapkan salam, begitu juga dengan Ranum. Samira dan Mila membalas salam Maliq, tapi nyuekin Ranum dan melengos. Paris juga mengikuti mereka. Attar terpaksa juga ikut ibunya. Samira, Mila, Attar dan Paris duduk di mobil dan pergi dari sana. Maliq dan Ranum mengamati kepergian mereka. Maliq mengajak Ranum untuk masuk ke mesjid. Ranum kelihatan sedih. Keduanya beribadah. Ranum berdoa meminta Allah memberikan kekuatan padanya untuk menghadapi semua dengan besar hati. Dia meminta Allah melancarkan semua urusan.
Ranum datang ke kampus Mila dan menemuinya. Mila berusaha menghindar, tapi Ranum bersikeras. Dia cegat Mila dan bilang bahwa dia tak pernah berpikir jadi musuh, justru sebaliknya. Biarpun dia diusir, dia masih peduli pada keluarganya. Makanya, dia datang ke sini, untuk ingetin Mila supaya jauh-jauh dari Ruben karena Ruben bukan cowo baik-baik dan engga bisa dipercaya. Mila menyuruh Ranum diam dan mengurus urusannya sendiri. Cewe kampungan kayak Ranum pikirannya sempit dan selalu cari-cari kesalahan. Cekcok pun terjadi. Semua usaha Ranum untuk bikin Mila ngerti, sia-sia. Mila malah mengusirnya dan melarang Ranum untuk memanggilnya adik ipar karena dia sendiri tak pernah menganggap Ranum bagian dari keluarganya. Mila melengos, jalan menuju gedung kampusnya. Ranum pasrah meratapinya. Dia tampak sakit hati. Rupanya Daniel mendengar semuanya.
Jody dan Paris ada di rumah Bima. Bima juga ada di sana. Mereka merayakan keberhasilan mereka membuat keluarga Attar menandatangani perjanjian kerja sama itu. mereka seneng banget. Bima bilang hari itu sebentar lagi akan datang, hari di mana kita akan berhasil mencapai target kita. Jody bilang aku akan jadi orang paling bahagia di hari itu, karena kekayaan Attar semua akan jadi milikku. Paris bilang, eits, bukan milik kamu seorang, tapi milik kita bertiga. Ketiganya tertawa dan tos.
Ranum, Halimah dan Maliq ada di rumah mereka. Halimah dan Ranum baru tahu kalau perjanjian kerja sama antara Attar, Samira dan Mr. Kilmer sudah ditandatangani. Maliq kecewa banget. Halimah berusaha menghiburnya. Dia bilang biarpun Maliq dan istrinya diperlakukan dengan semena-mena, dan diusir dari rumah, mereka sudah melakukan tugas mereka untuk bikin keluarga itu mengerti, tapi ternyata keluarga di sana engga mau ngerti, jadi apa yang bisa mereka perbuat, selain pasrah? Halimah meminta Maliq untuk tidak terlalu cemas, serahkan semua pada Allah. Hanya Dia yang tahu apa yang terbaik buat kita semua.
Maliq berdua Ranum di kamar. Maliq masih kesal. Ranum menghiburnya, tapi Maliq belum bisa bersikap kayak biasanya. Ranum memaksanya untuk jalan-jalan. Maliq menolak, tapi Ranum memaksanya. Ranum mengajaknya keluar, dia bilang dia mau makan es krim. Sebelumnya, Maliq pernah ajak Ranum keluar untuk menghiburnya. Sekarang Ranum yang ajak Maliq keluar untuk menghiburnya.
Ranum dan Maliq membawa es krim dan duduk di meja pojok. Tak lama, Jody datang, naik mobil Paris. Mobil berhenti di dekat kedai es krim. Jody turun dan jalan ke kedai es krim untuk beli es krim. Maliq dan Ranum lagi sibuk makan, tapi tiba-tiba Maliq lihat Jody lagi beli es krim. Jody balik badan dan jalan ke pintu keluar kedai sambil bawa es krim. Maliq dan Ranum menoleh, melihat Jody jalan membawa dua es krim. Maliq tebak Fadia pasti ikut. Tapi Ranum kaget waktu dia lihat Jody jalan ke arah mobil Attar. Maliq juga kaget waktu lihat ini. Jody menyerahkan es krimnya ke Paris yang duduk dalam mobil. Paris mulai memakan es krimnya dan menerima es krim lainnya dari Jody, yang akhirnya duduk di samping Paris. Dari bahasa tubuh mereka, jelas banget kalo mereka memiliki hubungan lebih dari teman. Jody nyalain mobil dan pergi dari sana. Maliq dan Ranum kaget banget, karena yang mereka lihat bukan Fadia, tapi malah Paris yang merebahkan kepalanya di atas bahu Jody. Es krim terlepas dari genggaman tangan mereka.
Sinopsis Sinetron Ranum Episode 14
Ranum dan Maliq kesel banget setelah lihat Jody berduaan sama Paris. Mereka langsung paham, siapa yang selama ini memfitnah Ranum. Maliq marah banget sama Jody. Dia bilang sama Ranum, dulu Jody niat menikah dengan Kak Fadia juga karena pengen punya perusahaan. Attar nggak kasih, dan malah suruh dia kerja keras. Rupanya dia sakit hati. sekarang dia malah mengkhianati Fadia sekaligus ngancurin hidup Attar.
Tayang : Senin, 8 Agustus 2011, pukul 20.00 WIB
Maliq kesal banget saat ini. Dia engga akan tinggal diam dan akan menghabisi Jody, katanya. Ranum bilang ke Maliq, Ranum ngerti perasaan Maliq, tapi mereka harus tetap hati-hati dalam mengambil keputusan. Jangan emosi. Ranum menenangkannya dan mengajaknya pulang. Semalaman Maliq masih kesal. Dia sampe engga bisa tidur. Ranum kasih saran pada Maliq untuk ngomong baik-baik ke Jody, bilang kalo Jody punya hubungan gelap dengan Paris, semua keluarga bisa kecewa, bahkan hancur berantakan. Gimana dengan Fadia dan Attar? Maliq lalu nanya menurut Ranum, Jody mau ngerti kalo cuma diomongin baik-baik gitu? Engga usah ngerti deh, mungkin denger Maliq aja dia engga akan mau. Ranum bilang setidaknya Maliq coba dulu, mungkin nanti Jody mau denger Maliq, karena dia pasti akan takut dipermalukan di depan orang banyak.
Maliq menyesal kenapa mereka menyetujui pernikahan Attar dan Paris, dan nggak mendengarkan Ranum, yang saat itu sudah bisa menangkap niat buruk Paris. Besok paginya, Ranum berdoa meminta ketenangan dan kebahagiaan untuk keluarga mereka. Maliq kelihatan kesal saat nyetir mobil menuju kantornya. Ingatan akan Jody membawakan es krim buat Paris masih terus terngiang-ngiang. Dia ingat akan permintaan Ranum yang menyuruhnya bicara dengan Jody secara langsung. Maliq masuk ke sebuah kantor dan jalan langsung ke ruangan Jody. Di ruangan Jody, Maliq langsung mengkonfrontir Jody, bisa-bisanya kamu mesra-mesraan sama Paris kemaren malem?! Ingat? Di dalam mobil, depan kedai es krim. Jody kaget saat mendengarnya, tapi dia cepat-cepat menenangkan diri dan bilang kalau semua yang Maliq katakan engga benar. Engga mungkin Maliq lihat Jody dan Paris berduaan. Jody bilang, ngapain sih pake nuduh aku melakukan hal yang mustahil aku lakukan???
Maliq berusaha membuat Jody mengerti bahwa ini masalah yang sangat serius dan bisa menghancurkan hidup Fadia dan Attar, tidak hanya mereka, seluruh keluarga pun akan kena getahnya. Maliq bilang, nggak usah deh coba-coba mengelak, karena aku yakin sekali apa yang aku lihat. Dia baru tahu kalau Jody memang punya hubungan gelap dengan Paris. Maliq bilang, lebih baik Jody cepat putusin Paris, karena dia bisa habis kesabaran. Ini adalah yang pertama dan terakhir dia peringatkan Jody.
Jody naik pitam. Dia bilang Maliq sengaja menuduhnya yang engga-engga, karena toh memang Maliq dan istrinya sering berulah di rumah mereka. Mereka berdua adalah penyebab banyak kejadian di rumah, seperti cicak di dalam susu, minyak tumpah yang bikin Samira cidera. Semua itu ya ulahnya Ranum. Belum cukup puas kalian? Abis diusir dari rumah sekarang aku yang jadi tumbal kalian, sampe kalian nuduh aku melakukan hal yang engga-engga, iya? Percekcokan makin sengit sampai akhirnya Maliq bilang kalo Jody dan Paris masih tetap ketemuan, dia engga akan segan bilang ke Samira, Fadia dan kakaknya, Attar.
Saat itu Attar datang. Rupanya dia mendengar semuanya. Attar mengkonfrontir Maliq. Dia bilang dia tak pernah menyangka Maliq bisa bersikap kampungan dan bicara omong kosong seperti ini soal Paris. Apa Maliq sengaja ngadu domba keluarganya sendiri? Maliq berusaha meyakinkan Attar bahwa semua yang dia katakan benar adanya. Namun Attar engga mau percaya. Dia malah mengusir Maliq. Maliq bilang pada Attar bahwa Attar sudah kehilangan akal sehat saat ini. Dia tak bisa menilai mana yang benar mana yang salah. Tapi Maliq merasa dirinya masih waras sehingga tahu betul semua yang terjadi memang salah dan Paris lah yang menjadi otak di balik semua kejadian ini.
Attar yang sudah sangat emosi menuduh Maliq dan Ranum merusak tidak hanya suasana rumah tapi juga kantor. Sebaiknya Maliq pergi dan engga usah ngurusin urusan kerjaan atau perusahaan ini. Maliq cuma memandangnya, tanpa ba-bi-bu dia balik badan dan pergi dari sana. Attar kelihatan sangat kesal. Jody bilang mungkin Maliq kecewa karena mereka sudah lebih maju dan tanda tangan kerja sama besar tanpa melibatkan dirinya. Jadi, Maliq dan Ranum cari-cari cara untuk menjatuhkan mereka semua.
Attar sepakat dengan pernyataan Jody. Maliq duduk di ruangan kantornya. Dia kelihatan kesal banget. Dia berpikir keras. Tiba-tiba seperti ada yang memberitahunya, dia mulai browsing internet. Dia dapat info tentang pulpen mata-mata yang bisa nyala dengan sensor (rekaman mulai aktif kalau ada orang yang berbicara dan berhenti otomatis jika tak ada suara) dan suaranya sendiri overlap, spy pen ini bisa merekam omongan Paris. Aku bisa dapet bukti kuat. Maliq keluar kantor, naik mobil dan pergi untuk membeli spy pen.
Attar kelihatan sangat kesal di ruangannya. Dia teringat semua yang Maliq katakan, jadinya dia tak bisa konsentrasi ke kerjaannya. Tak lama, Paris masuk ke ruangannya dan minta maaf karena telat, dia ada kerjaan juga di kantornya sendiri. Paris melihat Attar seperti lagi banyak pikiran. Paris menggodanya, bilang mereka harus cuti sebentar untuk berduaan, kerjaan juga lagi engga banyak. Tapi Attar engga mood. Paris bingung. Dia tanya alasan Attar bersikap begini. Tapi Attar menghindar, engga memberikan jawaban yang pasti. Paris memaksanya. Attar terpaksa membeberkan semuanya. Paris naik pitam saat mendengarnya. Dia bilang dia engga akan tinggal diam, Ranum harus menanggung semua akibat perbuatannya itu.
Oki ditelepon ibunya, yang ingin kasih tahu kalau urusan pernikahan adik Oki, Laila sudah beres, jadi, Oki harus cepat pulang karena acaranya akhir pekan ini. Oki girang dan kasih tahu Mona soal pernikahan ini. Mona bilang dia juga ingin ikut nemenin Oki. Oki bilang ibunya agak kolot, Oki khawatir ibunya engga suka kalo Oki main bawa perempuan aja sebelum kasih tahu dia dulu. Oki bilang dia harus lapor dulu ke ibunya, baru dia akan bawa Mona buat dikenalin ke keluarganya. Mona setuju. Oki pulang kampung.
Di kantor, memergoki Paris yang bolak-balik kamar mandi, Maliq mengendap masuk ke ruangan Paris dan menyelipkan spy pen di antara pulpen-pulpen biasa. Dia buru-buru keluar dari ruangan itu. Tanpa Maliq sadari, ada ob yang memergokinya, ob tanya, apa bapak perlu sesuatu? Maliq bilang, engga. Maliq langsung masuk ke ruangannya.
Sementara Mila pergi ke kampus dan ketemu Ruben. Ruben tanya apa urusan Mila dengan kakak iparnya sudah beres? Mila bilang udah lah engga usah dipikirin, masalah engga penting. Ruben bilang, gimana kalo weekend ini kita nginep di resor pinggir pantai. Mila kelihatan agak ragu. Ruben menyadarinya. Dia jadi kesal dan bilang, ya udah lah, engga usah. Kayaknya kamu lagi banyak masalah sama keluarga kamu. Kamu juga engga tertarik lanjutin hubungan kita, ya udah kita lupain aja lah. Ruben balik badan, meninggalkan Mila dengan kesal. Tapi Mila lalu mencegatnya, engga engga, kamu salah paham. Aku cuma lagi inget-inget Sabtu nanti kita harus pergi ke mana ya. Ruben bilang, tapi tadi keliatan kok kamu engga tertarik. Mila bilang, engga Ruben, tunggu dong, aku bener-bener cinta kamu. Aku mau pergi sama kamu. Percaya deh sama aku. Ruben bilang, ya ya, ok. Ya udah sekarang aja, kalo sabtu nanti emang harus pergi ke mana. Mila kaget dan ragu, tapi karena takut Ruben marah lagi, dia mau-mau aja diajak pergi. Mila dan Ruben cepat-cepat pergi dari kampus.
Mila dan Ruben sampai di pantai. Ruben membawa Mila ke pondokan yang diam-diam sudah dipesan oleh Ruben. Sementara Mila malah engga tahu apa-apa. Keduanya masuk ke salah satu pondok dan Ruben cepat-cepat tutup pintu.
Di ruangannya, Paris tampak sibuk dengan kerjaannya. Dia menelepon seseorang dan bicara lewat telepon, dia bilang ‘ya, kita emang sama-sama kangen, tapi mereka mulai curiga sama kita. Kita sebaiknya jaga jarak dulu deh….’ Maliq mengamatinya dari ruangannya. Attar sibuk dengan kerjaannya. Kita charge on telepon, perlihatkan jam dinding menunjukkan pukul 4 sekarang. Paris bangkit dari kursinya dan keluar dari ruangannya. Dia jalan ke ruangan Attar saat istirahat ngopi. Maliq mengamatinya dan masuk ke ruangan Paris untuk mengambil spy pen.
Maliq mendengarkan rekaman spy pen di ruangannya, untuk memastikan rekamannya berhasil dan lega bahwa Paris masuk jebakannya. Maliq pulang ke rumah dan memperdengarkan rekaman percakapan Paris ke Ranum dan Halimah. Dalam rekaman itu, Paris bilang sebaiknya dia dan Jody engga ketemuan dulu karna di kantor aja udah geger keadaannya. Mereka harus waspada, kalo engga Ranum dan Maliq akan membongkar rahasia mereka ke seluruh keluarga. Mereka bisa kena masalah. Sebaiknya mereka juga jangan telfon-telfonan dulu juga. Halimah tercengang mendengarnya. Ranum hanya mengucap, “Astagfirullah….”
Mereka harus bongkar itu semua di depan Samira dan Attar. Paris dan Attar pulang ke rumah. Samira melihat Paris kelihatan kesal. Dia tanya pada mereka kenapa mereka kelihatan kesal. Akhirnya mereka terpaksa cerita semua kejadian di kantor, gimana Maliq nuduh Paris selingkuh dengan Jody, gimana Maliq mengkonfrontir Jody. Samira kaget mendengarnya. Paris bilang ini semua konspirasi Maliq dan Ranum untuk fitnah Paris supaya harga diri Paris jatuh di mata keluarga ini. Padahal sebenernya si Ranum itu iri karena aku usaha mati-matian buat keluarga dan bisnis kita, kata Paris. Samira geram mendengarnya. Dia bilang dia akan bicara pada Ranum dan Maliq, tapi Paris menghalanginya. Dia bilang nanti aja deh aku kasih tau apa yang harus kita lakukan soal masalah ini.
Halimah, Maliq dan Ranum shalat dan setelah selesai shalat Maliq berdoa bersama Halimah dan Ranum. Mobil Attar tiba dan berhenti di apartemen Maliq. Samira, Mila, Paris dan Attar masuk ke rumah Maliq. Halimah, Ranum dan Maliq kaget melihat Samira dan yang lain berkunjung ke sana. Halimah bertanya, ada apa tumben ke sini? Samira bilang kenapa heran? Memang kami engga boleh dateng ke rumah keluarga kami sendiri? Mila bilang kalo Maliq dan Ranum aja boleh terus-terusan dateng ke tempat kami, kenapa kami engga boleh ke sini?
Samira memaki-maki Ranum. Dia bilang Ranum dan Maliq udah fitnah Paris. Ranum berusaha menenangkannya, dia ingin menjelaskan yang sebenarnya, tapi Samira engga mau percaya. Ranum kelihatan kecewa banget. Halimah bilang pada Samira, bukalah matamu, Samira, ada kebenaran di depanmu. Sebelum semuanya terlambat, kalau tidak yang terjadi adalah sebaliknya. Keluarga ini bisa hancur berantakan.
Samira hendak mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba Maliq menyela, baguslah Mami dateng, karna aku tadinya mau nemuin Mama untuk buktiin udah sejauh mana perempuan ini (Paris) udah mengacaukan semuanya. Aku punya bukti perbuatan busuk dia. Maliq mengeluarkan spy pen dan bilang soal rekaman yang ada di dalamnya, rekaman yang Maliq ingin Samira mendengarnya. Attar bilang, di rekaman itu, Paris bilang kalo kami saling kangen, tapi orang lain jadi curiga sama kami. Jadi, sebaiknya kita jaga jarak dulu. apa aku benar?
Maliq, Ranum dan Halimah tercengang mendengarnya dari mulut Attar. Paris senyum dan bilang ke Maliq, kamu pikir kami bodoh, kami engga tau kalo kamu masuk ruanganku, dan taro pulpen mata-mata ini di mejaku, hah? Waktu itu aku lagi ngobrol sama Attar, bukan Jody, bukan orang lain yang ada di pikiran jelek kamu. Kalian memang kampungan, malu-maluin.
Drama pun memanas. Samira mencak-mencak engga keruan. Attar juga menyebut Maliq kampungan dan kelewatan. Maliq berusaha meyakinkan Attar, semua yang aku lakukan ya demi kebaikan keluarga ini. Kamu udah dibutakan cintamu pada Paris, makanya engga bisa bedain mana yang bener mana yang salah. Attar melabrak Maliq, menyuruhnya diam. Attar langsung menampar Maliq. Maliq juga mengangkat tangan, tapi kemudian menahan dirinya. Samira mengancam Maliq, memintanya untuk tidak usah ke kantor lagi karena Maliq tidak berhak, nanti dia akan memberikan bagian saham Maliq kalo nanti Samira akan membagi kekayaan dan asetnya. Samira pergi dari sana bersama dengan Attar, Paris, dan Mila.
Sinopsis Sinetron Ranum Episode 15
Paris dan Mila keluar dari rumah Maliq. Samira yang waktu itu pake high-heels, saking emosinya, jalannya ngga hati-hati, dan jadi kesandung dan kehilangan keseimbangan. Kakinya jadi keseleo, Samira menjerit kesakitan. Paris, Mila dan Attar membantu Samira berdiri. Biarpun Samira berhasil berdiri, dia masih kesakitan banget. Mereka membopong Samira dengan susah payah ke mobil.
Tayang : Selasa, 9 Agustus 2011, pukul 20.00 WIB
Dokter tiba di rumah untuk memeriksa Samira. Dia bilang Samira kena cidera di tempat yang sama dengan yang sebelumnya – waktu dia jatuh gara-gara kepeleset minyak di lantai. Dokter kasih saran supaya Samira untuk discan MRI, besok pagi, biar dia tau ada cidera tulang belakang atau tidak. Untuk malam ini, dokter hanya kasih obat penghilang nyeri.
Dokter pergi, Samira masih kesakitan dan engga bisa tidur, karena ia nggak bisa berbaring dengan lurus. Buntut-buntunya Samira jadi mengutuk-ngutuk Ranum. Dia bilang sejak Ranum datang ke rumahnya, masalah bertubi-tubi datang. Engga hanya merampas ketenangan keluarganya, tapi Ranum juga merebut anaknya, Maliq. Pasti Ranum yang dulu numpahin minyak, yang bikin dia jatoh dan cidera punggung. Dan sialannya, sekarang Ranum mau gangguin rumah tangga Fadia dan Attar dengan fitnah Paris dan Jody selingkuh.
Mila dengan enteng lalu menelepon Fadia, dan bercerita tentang ulah Ranum yang menuduh Paris dan Jody selingkuhan berdua. Fadia kaget dan engga percaya. Mila sama sekali ngga nyangka kalo keputusannya cerita ke Fadia, yang tadinya mau diajakin ngegosip ngomongin si Ranum, ternyata ditanggapi reaksi Fadia yang serius. Ini pasti, karena Fadia beda sama Mila atau Samira. Fadia lebih mirip Oma Halimah. Dia ngga sinis sama Ranum, sebaliknya, dia malah simpatik ke Ranum. Makanya denger omongan Mila ini, dia langsung mengkonfrontir Jody dan bertanya soal tuduhan Ranum. Dia percaya Ranum bukan orang yang asal omong. Jody bersumpah dia engga bersalah, dan itu cuma isapan jempol si Ranum. Mana mungkinlah aku selingkuh sama adik iparku sendiri? Mau cari mati apa? Kalau pun aku mau selingkuh, nggak mungkin sama adik iparlah. Jody kesal karena bisa-bisanya ada orang yang bikin tuduhan macam itu padanya, tanpa ada buktinya juga. Dia juga jadi sebel kenapa Fadia ikutan mojokin dia hanya karena si Ranum ngomong begitu?
Fadia merasa dia harus tanya Ranum, kenapa dia nyebarin gosip begini, bukan langsung ceritain semua ke dia? Karena Ranum bukan tipe yang ember begitu. Jody yang tadinya mau buka puasa di rumah, jadi kesal dan bangkit dari kursinya. Dia kesel banget sama Fadia, dan pergi dari meja makan. Tiba-tiba Fadia merasa bersalah karena tanpa bukti apapun dia ikutan nuduh Jody. Fadia menghampiri Jody dan minta maaf padanya. Fadia menenangkan Jody.
Ranum, Halimah dan Maliq masih di rumah mereka. Mereka kelihatan kecewa. Maliq memutuskan dia engga akan pergi ke kantor perusahaan keluarga lagi, karena toh Mami dan Attar sudah melarangnya ke sana.. Dia akan cari kerja, tapi Halimah menyela, dia bilang Maliq punya hak yang sama di perusahaan itu, sama seperti Attar, jadi, kenapa Maliq harus pergi? Maliq mengingatkan neneknya kalau ibunya, Samira, juga sudah bilang kalo dia mau bagi kekayaannya, dia nanti akan kasih bagian Maliq, jadi engga ada gunanya lagi ke kantor sekarang. Sejauh ini yang ada cekcok terus, dia engga mau keadaan makin buruk, atau malah bikin kejadian buruk terjadi, nanti mereka sendiri yang nyesel. Lebih baik dia cari kerja di tempat lain.
Sementara Fadia menelepon Ranum dan bertanya, kenapa Ranum bikin tuduhan murahan tentang suaminya dan Paris? Ranum syok karna Fadia sampai tahu soal ini. Ranum menutup gagang teleponnya dan bilang ke Maliq dan Halimah kalo Mila udah cerita soal Jody dan Paris.
Maliq dan Halimah syok, mereka pikir Mila kok engga dewasa banget. Maliq lalu mengambil alih telepon dan berusaha memberi pengertian ke Fadia, kalo dia juga ada sama Ranum waktu melihat Jody dan Paris berduaan. Karena dia engga mau bikin Fadia sakit hati, dia engga ngomong apa-apa dulu ke Fadia. Tapi sekarang udah telat, Fadia dah tau jadi lebih baik Fadia sekarang kasih pengertian ke Jody.
Fadia kaget mendengar pernyataan Maliq. Dia bilang tadinya aku pikir cuma Ranum engga bener, tapi aku salah. Biar pun tadinya aku respek banget sama dia, aku suka kagum sama istri kamu, tapi setelah kejadian ini, aku syok banget. Dia engga cuma bikin tuduhan sembarangan, tapi udah bikin kamu belain dia. Fadia memohon pada Maliq jangan lagi bikin tuduhan yang diarahkan ke keluarganya. Fadia merasa itu engga baik. Fadia menutup teleponnya.
Pagi hari. Ranum sholat Subuh. Karena dirinya, Maliq jadi dihina dan dimusuhi keluarganya sendiri. Dia memohon pada Allah untuk memberikannya kekuatan untuk menghadapi semua keadaan, supaya mereka bisa menuju jalan yang benar. Halim dan Ranum menjalankan ibadah berpuasa. Kita perlihatkan proses puasa mereka. Di sisi lain, Paris juga pura-pura sholat, dan ikut berpuasa. Dia lalu bilang sama Samira, dia sudah berdoa pada Allah, meminta ketenangan, kesejahteraan dan kebahagiaan untuk keluarga ini, engga lupa untuk kesehatan Samira. Paris juga doain supaya kerjasama baru bersama Kilmer akan berjalan lancar. Samira memuji Paris yang menjalankan ibadah dan mendoakan keluarga.
Scan MRI Samira sudah ada hasilnya. Samira masih kesakitan banget. Dokter pun mengecek hasil MRI dan bilang ke Samira kalo dia butuh perawatan, karena cideranya terjadi di dekat di tulang belakangnya. Paris meminta rekomendasi dokter terbaik yang ada di sini. Dokter bilang dokter yang dikenalnya sekarang ada di Amerika untuk training selama beberapa bulan. Dokter lainnya yang dia kenal ada di Singapura. Samira yang udah kesakitan banget mau ke Singapura untuk dirawat karna dia engga tahan lagi. Dokter kasih surat rekomendasi dan menyarankan mereka untuk segera berangkat. Paris bilang pada Attar, dia akan nemenin Samira ke Singapura untuk berobat, tapi Attar kelihatan ragu, karena Paris yang jadi perantara dalam kesepakatan dengan Kilmer. Kilmer sudah transfer sebanyak satu milyar ke rekening mereka, dan mereka harus secepatnya menyelesaikan strategi bisnis mereka, dan semua itu Paris yang urus, jadi engga mungkin kalo Paris pergi dan ninggalin kerjaannya.
Samira juga sependapat, Paris sebaiknya engga usah pergi karena selain harus urus bisnis, dia juga lagi puasa, susah kalo harus bepergian dalam keadaan seperti itu. Sementara Mila engga bisa pergi karena dia masih ada kuliah. Attar bilang dia akan minta Fadia untuk nemenin dan jaga ibu. Attar janji dia dan Paris akan jenguk Samira akhir pekan nanti. Samira setuju. Attar menelfon Fadia dan cerita semuanya. Fadia bersedia nemenin ibunya ke Singapura. Attar minta ibunya untuk tanda tangan surat kuasa atas nama Paris, karna ada beberapa berkas perusahaan yang butuh tanda tangannya, tapi karena Samira akan ke Singapura, Paris yang akan urus itu. Samira pun menandatangan surat kuasa dan kasih surat itu ke Paris.
Samira dan Fadia berangkat ke Singapura. Paris dan Attar sampai di kantor dan melihat ruangan Maliq kosong. Attar dan Paris masuk ke ruangan mereka masing-masing.Siang harinya Paris datang ke ruangan Attar dan bilang kelihatannya Maliq bisa ngerti apa yang Attar bicarain waktu itu, makanya dia engga ke kantor hari ini, mungkin seterusnya. Attar bereaksi dan keluar menuju ruangan Maliq. Dia kaget ternyata Maliq beneran engga masuk kantor. Attar kecewa. Waktu dia balik badan dia lihat Jody sudah datang. Jody mengikuti Attar ke ruangannya.
Attar kelihatan kecewa, sementara Paris malah bilang bagus Maliq engga muncul, demi progres perusahaan dan ketenangan keluarga kita. Kadang untuk memperbaiki keadaan, kita harus melakukan hal terpait sekalipun. Jody setuju dengan Paris. Ranum bersama Adila di kios baju. Adila kasih beberapa baju dan minta Ranum untuk menukarnya karena ada cacatnya. Ranum menyimpan baju-baju itu ke dalam tas dan pergi naik bajaj.
Ranum datang ke perusahaan konveksi milik Jaya dan menyerahkan baju-baju itu ke manajernya. Engga lama, Jaya muncul dan kaget banget saat melihat Ranum. Ranum bilang dia bosan di rumah seharian, jadi dia pikir kenapa engga lanjut kerja lagi. Engga cuma bisa untuk ngabisin waktu, tapi juga untuk memenuhi minatnya akan dunia fesyen. Jaya salut dan tanya kabar Ranum, suami dan keluarganya, dll. Ranum bilang semuanya baik-baik saja. Dia bilang dia merasa sangat beruntung bisa memiliki keluarga sebaik itu. Tuhan baik sekali padanya. Jaya bilang Ranum baik banget, meski orang lain engga baik sama dia, mereka akan berubah nantinya. Lagipula, melakukan kebaikan pada orang lain sama dengan mengajarkan orang lain untuk bersikap baik juga. Ranum terkesan dengan pernyataan Jaya. Ranum berterima kasih dan pamit pada Jaya. Setelah mengambil baju-baju yang sudah ditukar, dia naik bajaj. Jaya memandangi kepergian Ranum dan tersenyum.
Sementara itu, Maliq sibuk melamar pekerjaan yang dilihat di koran, di internet, dia juga sibuk nelponin perusahaan yang mengadakan penempatan kerja. Dia bahkan telepon Zul dan jadi tahu kalo Zul lagi pulang kampung karena adiknya nikahan. Maliq menemui temannya yang lain. Namanya Budy. Mereka ketemuan di kedai kopi. Maliq tanya apa Budy bisa bantuin ngomong ke bapaknya untuk kasih kerjaan di perusahaan keluarga mereka. Budy bilang dia engga enak ngomong sama bapaknya, soalnya bapaknya menganggapnya manja dan nyusahin melulu. Dia jadi engga berani ngomong gitu ke bapaknya. Tapi Budy janji dia akan minta ibunya untuk sampain hal ini ke bapaknya.
Zul baru saja sampai di kampung halamannya di ujung Tangerang. Dia ketemu dengan ibu dan adiknya. Zul jadi terharu karena dah lama nggak ketemu. Kita perlihatkan adiknya pincang karena kena polio. Dia harus berjalan dengan bantuan tongkat. Zul bilang ke ibunya dia seneng banget Leila nikah dengan Henry, anak kepala desa. Ibu Zul cerita dia juga kaget karena kepala desa tadinya dateng ke sini sama anak perempuannya, Siti. Dia mau ngelamar kamu buat Siti. Katanya Siti suka sama kamu dari kecil. Zul kaget saat ibunya cerita lagi, ibu bilang kita engga bisa nikahin Zul kecuali Leila udah nikah. Henry waktu itu ikut bapaknya, nawarin diri untuk nikahin Leila, karena dia engga mau lihat adiknya, Siti, sedih. Henry bilang kakak harus berkorban buat kebahagiaan adiknya. Zul melotot kaget pada ibunya, apalagi waktu ibunya bilang dia setuju dengan pernikahan Siti dan Zul.
Zul mau menolak, tapi kemudian dia lihat adiknya yang datang dan memeluknya. Adiknya seneng banget Zul dateng ke pernikahannya. Zul sadar dia juga harus mengorbankan cintanya demi kebahagiaan Leila. Dia terpaksa menerima pinangan Siti yang sudah disetujui ibunya. Jody, Bima dan Paris kumpul bersama. Jody memuji Paris karena jago manfaatin keadaan, bahkan dapet surat kuasa dari Samira sebelum berangkat ke Singapura. Paris pun seneng banget. Dia bilang sekarang tinggal kita tunggu apa yang harus kita lakukan selanjutnya. Jody bilang mereka harus segera ambil langkah selanjutnya. Paris ragu, ah kecepatan kalo sekarang. Jody bilang keadaan udah pas banget, posisi kita udah sempurna, sekarang waktu yang tepat untuk beraksi. Jangan buang-buang waktu. Kita harus laksanain rencana kita. Paris setuju dengan Jody. Mereka berjabat tangan, kita tunjukkan di sini ternyata Kilmer juga bagian dari geng mereka. Sebenarnya dia bukan Kilmer si pemilik bisnis. Orang itu hanya pura-pura jadi Kilmer. Kilmer palsu ini sebenarnya adalah hacker. Dia berhasil ngehack akun Kilmer dan website bisnisnya supaya bisa dapet semua info yang bisa bikin Attar terkesan.
Ruben dan Mila jalan melewati kampus. Mereka ngobrol dan tertawa berduaan. Daniel dan teman-temannya muncul dari arah depan keduanya. Daniel melihat mereka berduaan. Biarpun dia engga suka, dia berusaha menahan emosinya dan menyapa Mila, tapi Mila malah engga nanggepin. Saat itu Ruben dan Mila sampai di depan kelas Mila. Ruben ingetin Mila, nanti mereka akan ketemuan jam 4, di pantai dan pondokan yang sama. Keduanya saling memandang, penuh makna. Mila mengangguk dan tersenyum. Mereka berdua berpamitan dengan romantisnya. Mila lalu masuk ke kelas, sedangkan Ruben pergi dari sana. Mila datang ke pondokan yang sama sekitar jam 4, tempat dia bertemu Ruben sebelumnya. Mila buka pintu dan masuk ke dalam. Dia menyimpan tasnya di atas meja. Mila hendak duduk ketika dia mendengar pintu diketuk. Mila buka pintu dan kaget waktu lihat teman Ruben, Edward, yang mereka ketemu sebelumnya di sebuah acara (episode 10) ada di sana. Mila kaget melihatnya. Edward bilang dia akan jelasin semua di dalam.
Edward masuk ke dalam dan menutup pintunya. Edward mulai merayu Mila. Mila engga suka dan berusaha menghindar, tapi Edward keburu menangkap tangan Mila. Mila berusaha keras untuk melepaskan genggaman Edward. Dia dorong Edward. Mila ambil hp dan coba nelepon Ruben, tapi engga ada jawaban. Edward meminta Mila untuk engga usah khawatir. Dari pernyataannya, jelas bahwa dia dan Ruben berteman dekat, dan mereka berbagi semuanya. Engga ada rahasia apapun. Mila mengkonfrontir Edward dan memintanya untuk pergi, tapi Edward malah ngetawain Mila dan bilang kenapa sih pake malu-malu, kamu harus nikmatin hidup kamu dong. Edward coba-coba meluk Mila lagi. Mila kesel. Dia tonjok perut Edward dengan lututnya dan mendorong Edward. Mila buru-buru kabur dari pondokan setelah cepat-cepat mengambil tasnya. Mila kelihatan acak-acakan. Dia ngeri dan kesal. Dia lari kencang di sepanjang pantai dan akhirnya dia sampai di tempat yang dia rasa aman.
Dia berusaha mengatur napasnya. Setelah merasa lega, dia telepon hp Ruben, tapi tetep engga ada jawaban. Edward yang masih ada di pondokan, sudah bisa berdiri, tapi masih memegangi perutnya yang sakit. Dia telepon hp Ruben dan Ruben tanya, kenapa? Udah puas lo? Edward malah mencak-mencak, apaan, si Mila galak banget. Dia mukulin gue, kabur deh sekarang. Ruben maki-maki Edward, udah gue kasih kesempatan emas, lo malah sia-siain. Harusnya lo lebih lihai dong. Masa ngadepin cewe kayak gitu aja engga bisa. Katanya udah profesional soal beginian. Udah biar gue urus semuanya. Kalo gue berhasil, cewe itu engga bakalan ngomong macem-macem ke gue. Inget engga waktu gue beresin mantan pacar lo? Akhirnya dia bertekuk lutut kayak anak kambing dan nyerahin semuanya sama gue. Ya udah, sekarang gue mau pikirin dulu alesan gue ga jawab teleponnya, trus juga kenapa lo yang dateng ke pantai. Ruben tampak berpikir, dia menutup teleponnya.
Maliq pulang ke rumah. Neneknya, Halimah menyiapkan makanan untuk berbuka. Halimah bertanya, apa Maliq berhasil dapat pekerjaan, kan dia sudah seharian pergi di luar? Maliq bilang dia udah coba hubungi dan ketemuan sama temen-temennya, tapi ya wajarlah kalo dia harus nunggu kabarnya. Maliq bertanya kok Ranum belum pulang Nek? Sebentar lagi kan buka puasa. Halimah bilang dia pasti lagi sibuk kerja. Maliq nelepon Ranum, karna mau tahu Ranum pulang jam berapa. Mau buka puasa bareng apa nggak?
Ranum yang ada di salah satu perusahaan untuk ngambil beberapa sampel bilang dia akan sampai di rumah waktu buka puasa. Maliq cemas karenakan Ranum seharian puasa, seharusnya Ranum engga banyak jalan-jalan dan kerja. Sebaiknya Ranum pulang ke rumah dan istirahat. Ranum tertawa dan bilang, kamu engga usah khawatir. Aku baik-baik aja, sebentar lagi aku pulang.
Sementara itu Paris sudah pulang ke rumah. Dia segera masuk ke kamar dan tutup pintunya, mastiin kalo engga ada yang lihat. Dia lalu mengeluarkan kotak kurma dari lemarinya dan cepet-cepet makan. Paris langsung menyeka mulutnya dan mengambil hpnya untuk menelepon Attar. Attar tanya apa Paris masih puasa? Paris bilang dia masih puasa dan baik-baik saja, hanya sedikit pusing. Attar bilang kalo lagi pusing, Paris sebaiknya batalin puasa aja. Paris bilang engga, aku lakukan ini demi kamu dan keluarga kamu. Aku ingin kita diberkahi yang terbaik. Attar salut padanya. Dia meminta Paris untuk tidak khawatir, dia akan segera pulang, setengah jam sebelum buka puasa dia sudah sampai. Di perjalanan pulang nanti dia akan beliin kue coklat kesukaan Paris. Attar menutup teleponnya dan keluar ruangan.
Attar jalan di sepanjang kantornya dan tiba di parkiran. Attar duduk di dalam mobil, dan saat mobilnya pergi. Sementara itu di belakangnya orang yang sama yang pergi menemui menyuap Mansyur. Namanya Joy. Dia lap tangannya yang penuh kotoran dengan secarik kain. Lalu dia telepon Bima dan kasih tahu kalo tugasnya sudah selesai. Dia sudah cabut kabel rem mobil Attar.
Attar sedang menyetir. Mobil jalan melewati jalanan yang agak padat. Di salah satu tempat, Attar menginjak rem, tapi baru sadar kalo remnya blong. Dia gelagapan. Attar kaget karena mobilnya oleng. Attar berusaha membawa mobil keluar dari jalanan yang padat. Dia berhasil tidak menabrak orang. Mobil muncul dari jalanan yang agak sepi. Dia melihat ada mobil muncul dari arah depannya dengan kecepatan sangat tinggi. Attar membanting stir mobil untuk menghindari tabrakan. Mobil menabrak pohon di pinggir jalan. Beberapa orang yang ada di dekat sana kaget dan beberapa mobil juga berhenti. Area itu kontan dijejali orng. Kita perlihatkan Ranum yang naik bajaj lewat daerah itu. Dia penasaran waktu lihat kerumunan orang. Tiba-tiba dia melihat Attar jatuh dari mobil. Attar terluka dan bersimbah darah. Rupanya dia pingsan. Ranum bilang sopir bajaj untuk berhenti. Dia cepat-cepat turun dari bajaj dan menghampiri Attar yang kakinya masuk ke kolong mobil.
Ranum berusaha menarik Attar. Dia meminta tolong pada orang-orang, tapi tak ada yang berani mendekat, karena sebagian dari bagian mobil sudah terbakar. Mereka takut mobil meledak. Ranum akhirnya berhasil menarik Attar dari bawah mobil dengan susah payah. Dia bopong Attar sejauh mungkin dari mobil. Tak lama mobil meledak hebat dan mobil terbakar. Beberapa kaca dan bagian mobil menghujani Ranum. Ranum lebam-lebam dan banyak goresan di tangan dan jidatnya. Ranum menoleh ke arah mobil dengan wajah ngeri.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar