Lonjakan atau kenaikan harga kebutuhan pokok seperti daging, telur dan sayuran menjelang Idul Fitri atau Lebaran 2011 tidak seperti tahun lalu, malah terpantau relatif stabil.
"Tahun ini semuanya relatif stabil dan Alhamdulilah tidak seperti tahun lalu di mana harga cabe sempat melambung tinggi sekali," kata Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu, usai melakukan sidak ke Pasar Tradisional Kosambi Kota Bandung, Rabu (24/8).
Mendag menuturkan, berdasarkan hasil sidak ke Pasar Kosambi harga-harga kebutuhan pokok terpantau stabil kecuali beberapa komiditi seperti daging ayam, telur serta cabe merah. "Dan dari aspek harga kita lihat tadi stabil, dalam artian tidak ada lonjakan harga yang signifikan," ujar Marie Elka Pangestu.
Kenaikan harga beberapa kebutuhan pokok tersebut, kata Mendag, merupakan hal yang wajar karena mendekati Idul Fitri permintaan dari masyarakat sangat tinggi. "Biasanya beberapa hari sebelum Lebaran memang mengalami kenaikan," ujarnya.
Ia mengatakan, harga kebutuhan pokok lainnya seperti gula, beras, minyak goreng, tepung dan bawang merah terpantau stabil. Dikatakannya, untuk stok kebutuhan pokok diperkirakan akan mencukupi hingga perayaan Idul Fitri. "Kemudian untuk stoknya sendiri tidak ada masalah," katanya.
Selain mengecek harga kebutuhan pokok dan stoknya, Mendag juga melakukan pengecekan terhadap pedagangan. "Kita juga cek pedagang, kata pedagang mereka akan berjualan hingga sehari atau H-1 jelang Lebaran," ujarnya.
Sementara itu, seminggu atau H-7 menjelang Lebaran, beberapa komoditas sayuran di Kota Bandung mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan. Seperti harga cabe merah tanjung yang mengalami kenaikan harga sekitar Rp 6.000 rupiah per kg.
Di Pasar Kosambi Bandung, saat ini harga cabe merah tanjung mencapai Rp 24.000 per kg padahal sebelumnya hanya Rp 18.000 per kg. "Cabe merah tanjung saat ini harganya melejit. Hari ini naiknya langsung Rp 6000 per kilogram, mungkin besok atau lusa akan naik lagi," kata salah seorang pedagang cabe di Pasar Kosambi Bandung, Popon.
Popon mengatakan, meroketnya harga cabe merah sendiri disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya tingginya permintaan terhadap komoditas ini, sementara pasokan berkurang. "Mungkin seperti hukum ekonomi, kalau barangnya kurang, harganya melejit tinggi. Apalagi yang namanya cabe merah tanjung itu salah satu kebutuhan pokok masyarakat," katanya.
"Tahun ini semuanya relatif stabil dan Alhamdulilah tidak seperti tahun lalu di mana harga cabe sempat melambung tinggi sekali," kata Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu, usai melakukan sidak ke Pasar Tradisional Kosambi Kota Bandung, Rabu (24/8).
Mendag menuturkan, berdasarkan hasil sidak ke Pasar Kosambi harga-harga kebutuhan pokok terpantau stabil kecuali beberapa komiditi seperti daging ayam, telur serta cabe merah. "Dan dari aspek harga kita lihat tadi stabil, dalam artian tidak ada lonjakan harga yang signifikan," ujar Marie Elka Pangestu.
Kenaikan harga beberapa kebutuhan pokok tersebut, kata Mendag, merupakan hal yang wajar karena mendekati Idul Fitri permintaan dari masyarakat sangat tinggi. "Biasanya beberapa hari sebelum Lebaran memang mengalami kenaikan," ujarnya.
Ia mengatakan, harga kebutuhan pokok lainnya seperti gula, beras, minyak goreng, tepung dan bawang merah terpantau stabil. Dikatakannya, untuk stok kebutuhan pokok diperkirakan akan mencukupi hingga perayaan Idul Fitri. "Kemudian untuk stoknya sendiri tidak ada masalah," katanya.
Selain mengecek harga kebutuhan pokok dan stoknya, Mendag juga melakukan pengecekan terhadap pedagangan. "Kita juga cek pedagang, kata pedagang mereka akan berjualan hingga sehari atau H-1 jelang Lebaran," ujarnya.
Sementara itu, seminggu atau H-7 menjelang Lebaran, beberapa komoditas sayuran di Kota Bandung mengalami lonjakan harga yang cukup signifikan. Seperti harga cabe merah tanjung yang mengalami kenaikan harga sekitar Rp 6.000 rupiah per kg.
Di Pasar Kosambi Bandung, saat ini harga cabe merah tanjung mencapai Rp 24.000 per kg padahal sebelumnya hanya Rp 18.000 per kg. "Cabe merah tanjung saat ini harganya melejit. Hari ini naiknya langsung Rp 6000 per kilogram, mungkin besok atau lusa akan naik lagi," kata salah seorang pedagang cabe di Pasar Kosambi Bandung, Popon.
Popon mengatakan, meroketnya harga cabe merah sendiri disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya tingginya permintaan terhadap komoditas ini, sementara pasokan berkurang. "Mungkin seperti hukum ekonomi, kalau barangnya kurang, harganya melejit tinggi. Apalagi yang namanya cabe merah tanjung itu salah satu kebutuhan pokok masyarakat," katanya.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar