Pertigaan simpang Jomin, Purwakarta, diprediksi kembali menjadi titik kemacetan diawal ruas jalan utama Pantai Utara Jawa (Pantura). Sebab, dipertigaan ini terjadi pertemuan arus pemudik dari arah gerbang tol Cikopo dan Bekasi (dari arah Jakarta).
Untuk ukuran pertigaan jalan nasional, pertigaan simpang Jonim tidak laik untuk melayani kendaraan besar semacam kontainer, truk besar dan bus reguler. Dengan luas jalan hanya 2.5 meter atau 5 meter untuk dua lajur, lalu dipotong dengan belokan 1.5 meter atau 3 meter untuk dua lajur, lalu dibarengi dengan ukuran kendaraan berlebar nyaris serupa dengan ukuran jalan, dapat dipastikan jalan itu penuh sesak.
Kondisi jalan kian sesak ditambah aktivitas warga setempat, utamanya para pengendaraan motor. Mereka biasa hilir mudik ditengah kepadatan arus. Sering kali, warga yang menggunakan sepeda motor menerobos jalan tanpa memperhatikan marka jalan. Akibatnya, tak jarang pengemudi sepeda motor yang mengalami kecelakaan.
Komandan Pos, Pertigaan Simpang Jomin, Aiptu Wintono, kepada republika, Sabtu, (20/8), mengatakan setiap tahun, terutama mudik, persimpangan ini selalu padat, bahkan butuh berjam-jam untuk melewati persimpangan ini. Namun, sewaktu hari besar lain seperti Natal dan Tahun Baru pertigaan ini tidak sepadat seperti waktu mudik. Sekalipun ada kepadatan, hanya sebatas iring-iringan sepeda motor atau ada rombongan organisasi tertentu.
Meski ramai, Wintono mengungkap angka kejahatan di persimpangan ini terbilang kecil. Pihaknya jarang mendapatkan laporan terkait penjambretan atau hipnotis.
Yang mengkhawatirkan, kata Wintono, justru tingginya angka kecelakaan, terutama bagi pengendara sepeda motor. Namun, ia tidak menyebutkan angka pasti kejadian kecelakaan di Persimpangan Jomin.
Untuk itu, Wintono mengingatkan kepada seluruh pengguna jalan agar berwaspada. Menurutnya, mematuhi marka jalan merupakan solusi efektif guna mencegah tingginya angka kecelakaan.
Sementara guna menghindari kemacetan, para pemudik disarankan untuk menuju jalur Sadang-Kalijati-Pantura. Sedangkan pemudik yang menggunakan sepeda motor melalui jalur alternatif, yakni perempatan Johar Karawang, Telagasari, Jatisari dan keluar di jalur Pantura.
Untuk ukuran pertigaan jalan nasional, pertigaan simpang Jonim tidak laik untuk melayani kendaraan besar semacam kontainer, truk besar dan bus reguler. Dengan luas jalan hanya 2.5 meter atau 5 meter untuk dua lajur, lalu dipotong dengan belokan 1.5 meter atau 3 meter untuk dua lajur, lalu dibarengi dengan ukuran kendaraan berlebar nyaris serupa dengan ukuran jalan, dapat dipastikan jalan itu penuh sesak.
Kondisi jalan kian sesak ditambah aktivitas warga setempat, utamanya para pengendaraan motor. Mereka biasa hilir mudik ditengah kepadatan arus. Sering kali, warga yang menggunakan sepeda motor menerobos jalan tanpa memperhatikan marka jalan. Akibatnya, tak jarang pengemudi sepeda motor yang mengalami kecelakaan.
Komandan Pos, Pertigaan Simpang Jomin, Aiptu Wintono, kepada republika, Sabtu, (20/8), mengatakan setiap tahun, terutama mudik, persimpangan ini selalu padat, bahkan butuh berjam-jam untuk melewati persimpangan ini. Namun, sewaktu hari besar lain seperti Natal dan Tahun Baru pertigaan ini tidak sepadat seperti waktu mudik. Sekalipun ada kepadatan, hanya sebatas iring-iringan sepeda motor atau ada rombongan organisasi tertentu.
Meski ramai, Wintono mengungkap angka kejahatan di persimpangan ini terbilang kecil. Pihaknya jarang mendapatkan laporan terkait penjambretan atau hipnotis.
Yang mengkhawatirkan, kata Wintono, justru tingginya angka kecelakaan, terutama bagi pengendara sepeda motor. Namun, ia tidak menyebutkan angka pasti kejadian kecelakaan di Persimpangan Jomin.
Untuk itu, Wintono mengingatkan kepada seluruh pengguna jalan agar berwaspada. Menurutnya, mematuhi marka jalan merupakan solusi efektif guna mencegah tingginya angka kecelakaan.
Sementara guna menghindari kemacetan, para pemudik disarankan untuk menuju jalur Sadang-Kalijati-Pantura. Sedangkan pemudik yang menggunakan sepeda motor melalui jalur alternatif, yakni perempatan Johar Karawang, Telagasari, Jatisari dan keluar di jalur Pantura.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar