Belasan juta warga Jakarta diperkirakan akan berbondong-bondong melakukan tradisi mudik ke luar kota menjelang hari raya Idul Fitri 1432 Hijriah. Titik-titik keberangkatan seperti terminal, stasiun, pelabuhan, dan bandara mulai dipadati pemudik mulai pekan ini.
Di titik-titik keramaian itu, warga diminta untuk selalu waspada. Pasalnya, para pelaku kejahatan masih tetap akan mencari kesempatan melancarkan aksinya. Salah satu bentuk kejahatan yang perlu diwaspadai yakni pembiusan dan hipnotis.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, mengatakan untuk mencegah aksi pembiusan, pemudik diminta tidak berpergian seorang diri. "Jangan pergi sendiri untuk mencegah orang asing mendekati," ujar Baharudin saat ditemui di Polda Metro Jaya, Rabu (24/8/2011).
Hal lain yang perlu dilakukan adalah tidak memakai pakaian yang mencolok dan mengurangi interaksi dengan orang asing. "Selalu waspada dan berdoa, berdzikir di perjalanan," ucap Baharudin.
Selain itu, pemudik juga diminta tidak mudah menerima makanan atau minuman yang ditawarkan orang asing. Pasalnya, banyak modus kejahatan pembiusan melalui makanan dan minuman.
Menjelang hari Lebaran ini, polisi membekuk dua pelaku kasus pembiusan yakni Ciko dan Daklek. Keduanya merupakan bagian dari sindikat pembius yang biasa beraksi di Bandara Soekarno-Hatta. Tiga pelaku lainnya masih diburu polisi.
Modus sindikat ini adalah dengan mengajak menumpang di mobil yang sama. Di tengah jalan, para pelaku menawarkan jamu tolak angin yang sudah dicampur obat tidur Sanax. Saat korban tertidur, pelaku mengambil harta benda korban. Korban lalu ditinggalkan di wilayah Cakung, Jakarta Timur.
Kasus serupa dialami Tatang Hidayat yang dibius di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Selasa (23/8/2011). Tatang sempat kehilangan kesadaran dan baru pulih beberapa jam setelah kejadian.
Tatang juga kehilangan dompet dan sejumlah barang berharga lain. Yang tertinggal di dalam kopernya hanya beberapa potong pakaian, sebuah buku catatan, surat Yasin, serta selembar kertas tebal yang terlipat di dalam kantong celana jin yang dipakainya.
Hingga kini pelaku masih belum tertangkap.
Di titik-titik keramaian itu, warga diminta untuk selalu waspada. Pasalnya, para pelaku kejahatan masih tetap akan mencari kesempatan melancarkan aksinya. Salah satu bentuk kejahatan yang perlu diwaspadai yakni pembiusan dan hipnotis.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, mengatakan untuk mencegah aksi pembiusan, pemudik diminta tidak berpergian seorang diri. "Jangan pergi sendiri untuk mencegah orang asing mendekati," ujar Baharudin saat ditemui di Polda Metro Jaya, Rabu (24/8/2011).
Hal lain yang perlu dilakukan adalah tidak memakai pakaian yang mencolok dan mengurangi interaksi dengan orang asing. "Selalu waspada dan berdoa, berdzikir di perjalanan," ucap Baharudin.
Selain itu, pemudik juga diminta tidak mudah menerima makanan atau minuman yang ditawarkan orang asing. Pasalnya, banyak modus kejahatan pembiusan melalui makanan dan minuman.
Menjelang hari Lebaran ini, polisi membekuk dua pelaku kasus pembiusan yakni Ciko dan Daklek. Keduanya merupakan bagian dari sindikat pembius yang biasa beraksi di Bandara Soekarno-Hatta. Tiga pelaku lainnya masih diburu polisi.
Modus sindikat ini adalah dengan mengajak menumpang di mobil yang sama. Di tengah jalan, para pelaku menawarkan jamu tolak angin yang sudah dicampur obat tidur Sanax. Saat korban tertidur, pelaku mengambil harta benda korban. Korban lalu ditinggalkan di wilayah Cakung, Jakarta Timur.
Kasus serupa dialami Tatang Hidayat yang dibius di Stasiun Senen, Jakarta Pusat, Selasa (23/8/2011). Tatang sempat kehilangan kesadaran dan baru pulih beberapa jam setelah kejadian.
Tatang juga kehilangan dompet dan sejumlah barang berharga lain. Yang tertinggal di dalam kopernya hanya beberapa potong pakaian, sebuah buku catatan, surat Yasin, serta selembar kertas tebal yang terlipat di dalam kantong celana jin yang dipakainya.
Hingga kini pelaku masih belum tertangkap.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar